Sejumlah pengendara sepeda motor melawan arah pada lajur satu arah (one way) di Jalan Ciputat Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin, 4 Maret 2024. Aksi pengendara sepeda motor melawan arus lalu lintas untuk memotong rute perjalanan ini sangat membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
GOOTO.COM, Jakarta - Pengendara motor yang melawan arus dan berhenti melewati marka jalan ketika berada di lampu merah semakin sering ditemui. Ini dikaim menjadi penyebab kecelakaan serta kemacetan.
Sepanjang 2024, telah banyak postingan di sosial media viral akibat pengendara motor yang lawan arus. Tak sedikit pula terjadi kecelakaan dan konflik antar pengguna jalan akibat perilaku melanggar.
Melihat perilaku tersebut, Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati (WMS) menegaskan untuk selalu tertib dalam berlalu lintas. Salah satunya dengan tidak melawan arah karena perilaku tersebut memiliki dampak yang sangat besar terhadap kondisi lalu lintas.
Perilaku melawan arus akan mengacaukan aliran lalu lintas yang sudah ada, berpotensi memperburuk kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan akibat minimnya jarak pandang. Terlebih lagi apabila terjadi kecelakaan, maka akan terkena pasal berlapis dan dipastikan mengalami kerugian finansial yang signifikan.
“Meski hanya melawan arus sedikit saja, sudah merugikan orang lain karena secara otomatis 1 lajur dipakai oleh pengendara yang melawan arus. Terlebih lagi kondisi di jalan raya selalu berubah-ubah membuat perilaku lawan arus ini sangat membahayakan pengguna jalan lainnya,” tutur Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati.
Selain melawan arah, kebiasaan berhenti melewati marka jalan ketika di lampu merah juga akan merugikan orang lain. Marka jalan yang seharusnya menjadi pedoman berkendara masih sering disepelekan atau tidak diperhatikan oleh pengguna jalan.
Bahkan di lampu merah, tidak sedikit pejalan kaki yang kesulitan melintasi zebra cross dikarenakan masih banyak kendaraan yang berhenti melewati batas marka jalan. Salah satu faktor pemicu perilaku tersebut karena terburu-buru atau tidak sabar yang dapat menyebabkan kemacetan.
Perilaku berhenti setelah marka atau di zebra cross juga terkadang menjadi modus dari pengendara di mana sengaja melanggar marka untuk secara perlahan-lahan maju dan ketika ada kesempatan akan menerobos lampu merah.
“Jika ada 1 pengendara saja berhenti setelah marka jalan atau di area zebra cross saat di lampu merah, pasti yang lain ikut-ikutan. Hal tersebut justru akan membuat kondisi jalan semakin buruk karena semakin banyak pengendara yang ikut dan membahayakan pengguna jalan dari arah berlawanan,” tambah Agus Sani.
Dengan mengutamakan keselamatan berkendara dan tertib berlalu lintas, maka kita memberikan kontribusi nyata untuk menekan angka kecelakaan serta tidak menjadi penyebab kemacetan dan kecelakaan di jalan raya.
Pilihan Editor: Rasanya Mengendarai Yamaha Nmax Turbo di Sirkuit Mandalika
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto