Fitur ABS Bisa Bikin Harga Motor Naik, Riset UI: Pemerintah Harus Bantu
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Selasa, 5 November 2024 13:00 WIB
Yamaha FreeGo saat ditampilkan dalam Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018 di JCC, Jakarta, 1 November 2018. FreeGo menggunakan velg 12 inci dan ban tubeless bertapak lebar. Selain itu, FreeGo dilengkapi dengan sistem pengereman canggih antilock brake system (ABS). TEMPO/Fardi Bestari
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Ketua Tim Kajian UP2M Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UniversitasIndonesia (POLAR UI), Tri Tjahjono mengatakan bahwa penyematan sistem Anti-lock Braking System bisa membuat harga motor naik. Namun, pemerintah diharapkan bisa membantu meringankan dampak tersebut mengingat pentingnya penggunaan ABS ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tri menuturkan bahwa, berdasarkan pengalaman di India, peningkatan harga hanya sekitar 10 persen atau setara dengan laju inflasi. Dengan PDB per kapita yang dua kali lipat lebih tinggi, Pemerintah Indonesia diyakini mampu menyerap dampak biaya ini tanpa memberatkan konsumen.

"Kalau ada kendala pendanaan, negara semestinya mencari bantuan fiskalnya," kata Tri dalam keterangan resmi yang diterima Gooto pada hari ini, Selasa, 5 November 2024.

Untuk diketahui, berdasarkan penelitian dari Polar UI, penggunaan rem Anti-lock Braking System (ABS) bisa menurunkan angka kecelakaan hingga 24 persen. Ini artinya, bisa mencegah satu dari empat kecelakaan motor di Indonesia.

Estimasi ini diperoleh melalui proyeksi angka kecelakaan motor di Indonesia. Dari data kecelakaan Korlantas Polri yang bersumber dari Integrated Road Safety Management System (IRSMS), di tahun 2023, ada 115.518 kecelakaan motor atau dua kali lipat dibandingkan tahun 2017 sebanyak 71.072 kasus.

"Jika semua motor dilengkapi dengan ABS, sebanyak 8.000 orang per tahun bisa dihindarkan dari kecelakaan lalu lintas," kata Tjahjono.

Kajian Polar UI ini memanfaatkan data kecelakaan IRSMS periode 2016 sampai 2022. Hanya saja, karena data kecelakaan di Indonesia belum mencakup informasi soal jejak pengereman motor, maka analisis ini menggunakan metode proyeksi yang berbasis pada data Road Accident Sampling System India (RASSI).

Tjahjono menuturkan bahwa India dipilih sebagai acuan karena memiliki karakteristik yang serupa dengan Indonesia dalam beberapa variabel kunci. Faktor-faktor tersebut meliputi kepadatan lalu lintas, jenis infrastruktur jalan, tingkat kesadaran berkendara, dan jumlah kendaraan roda dua.

Simulasi dari Polar UI menunjukkan ada manfaat yang signifikan dari penggunaan ABS di motor untuk mengurangi potensi kecelakaan, seperti tabrakan berlakang, menabrak pejalan kaki, menabrak kendaraan dari arah berlawanan, serta kecelakaan saat mendahului. Pada kecelakaan tabrak belakang, ABS ini diperkirakan bisa mengurangi hingga 38 persen kecelakaan.

"Penyematan ABS akan membuat kendaraan mengalami pengereman dengan lebih stabil," ucap Tjahjono menjelaskan.

Pilihan Editor: Honda dan McLaren Gelar Senna Sempre Jelang Balap F1 Brasil 2024

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi