Motor listrik, Vespa Elettrica saat dihadirkan dalam GIIAS 2023 di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Senin 14 Agustus 2023. PT Piaggio Indonesia telah memperkenalkan Vespa Elettrica sebagai lineup motor listrik pertamanya di pasar otomotif Tanah Air. TEMPO/Fardi Bestari
GOOTO.COM, Jakarta - Public Relations & Communication Manager PT Piaggio Indonesia (PID) Ayu Hapsari menanggapi soal wacana penggunaan teknologi Anti-lock Braking System (ABS) untuk motor yang dijual di Indonesia. Menurutnya, Piaggio Indonesia akan mendukung keputusan pemerintah nantinya soal ABS ini.
“Kalau ada peraturan keluar, kami pasti ikuti, apakah nanti kami akan update unit, ditunggu saja. Dengan mengikuti aturan itu kan semua pasti pakai ABS,” kata Ayu saat ditemui di Jakarta pada Rabu, 6 November 2024.
Menurut Ayu, ketika aturan tersebut diberlakukan nanti, pihaknya akan mengoordinasikan dengan pihak principal. Sebab, motor yang dipasarkan di Tanah Air masih diimpor dari Vietnam.
“Itu bakal kami koordinasikan dengan principal, sehingga mereka akan turunin produk-produk yang sesuai dengan peraturan pemerintah. Semuanya dari sana pasti,” ujarnya.
Sementara itu, Ayu belum bisa memastikan apakah motor dari merek di bawah naungan Piaggio Indonesia yang dijual di Indonesia akan mengalami kenaikan harga atau tidak, ketika aturan ABS ini diwajibkan.
Diwartakan Gooto sebelumnya, berdasarkan hasil penelitian UP2M Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Polar UI), penggunaan rem Anti-lock Braking System (ABS) bisa menurunkan angka kecelakaan hingga 24 persen. Ini artinya, bisa mencegah satu dari empat kecelakaan motor di Indonesia.
Estimasi ini diperoleh melalui proyeksi angka kecelakaan motor di Indonesia. Dari data kecelakaan Korlantas Polri yang bersumber dari Integrated Road Safety Management System (IRSMS), di tahun 2023, ada 115.518 kecelakaan motor atau dua kali lipat dibandingkan tahun 2017 sebanyak 71.072 kasus.
"Jika semua motor dilengkapi dengan ABS, sebanyak 8.000 orang per tahun bisa dihindarkan dari kecelakaan lalu lintas," kata Ketua Tim Kajian Polar UI, Tri Tjahjono dalam keterangan resminya.
Kajian Polar UI ini memanfaatkan data kecelakaan IRSMS periode 2016 sampai 2022. Hanya saja, karena data kecelakaan di Indonesia belum mencakup informasi soal jejak pengereman motor, maka analisis ini menggunakan metode proyeksi yang berbasis pada data Road Accident Sampling System India (RASSI).
Tjahjono menuturkan bahwa India dipilih sebagai acuan karena memiliki karakteristik yang serupa dengan Indonesia dalam beberapa variabel kunci. Faktor-faktor tersebut meliputi kepadatan lalu lintas, jenis infrastruktur jalan, tingkat kesadaran berkendara, dan jumlah kendaraan roda dua.
Simulasi dari Polar UI menunjukkan ada manfaat yang signifikan dari penggunaan ABS di motor untuk mengurangi potensi kecelakaan, seperti tabrakan berlakang, menabrak pejalan kaki, menabrak kendaraan dari arah berlawanan, serta kecelakaan saat mendahului. Pada kecelakaan tabrak belakang, ABS ini diperkirakan bisa mengurangi hingga 38 persen kecelakaan.
"Penyematan ABS akan membuat kendaraan mengalami pengereman dengan lebih stabil," ucap Tjahjono menjelaskan.
Pilihan Editor: Pabrik Baterai UABS di Cikarang Mulai Beroperasi, Kapasitas 20.000 Unit per Tahun
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto