Isuzu Astra Motor Indonesia memberikan pelayanan kepada konsumen. (Dok. Isuzu)
GOOTO.COM, Jakarta - Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengabarkan market share yang positif di tengah lesunya penjualan kendaraan komersial terutama truk nasional hingga kuartal ketiga.
Adapun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di Indonesia (Gaikindo) merilis data bahwa Januari hingga September 2024 penjualan otomotif secara ritel turun lumayan dalam.
Tercatat, penjualan ritel otomotif sebanyak 657.223 unit. Jumlah tersebut turun 11,9 persen dibandingkan penjualan di periode yang sama 2023 sebanyak 746.246 unit.
Memilah penjualan tersebut diketahui bahwa segmen kendaraan komersial terutama untuk truk turun sekitar 20 persen yakni dari 59.603 unit menjadi 47.754 unit pada Januari hingga September 2024.
Diyakini IAMI, produk Isuzu tetap kepercayaan konsumen via program after sales. Dampaknya penjualan IAMI untuk Traga market share di Sumatera 43,38 % dan Kalimantan market share tembus 51,3 %.
Division Head of Business Strategy Division IAMI Attias Asril mengabarkan bahwa Isuzu terus berupaya maksimal memberikan layanan sesuai kebutuhan konsumen.
“ini jadi misi Isuzu sebagai real partner, real journey,” kata dia.
Attias meyakini pertumbuhan tidak akan banyak, tetapi kalau komoditas membaik, marketnya bisa tumbuh lebih besar.
Layanan purna jual Isuzu terus menjadi fokus, selain itu menambah layanan 24 jam Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) dan mechanic on site. Isuzu saat ini memiliki 150 BIB, 140 bengkel mitra, 49 karoseri partner, 1.800 partshop, dan 4 part depo di Medan, Makassar, Palembang, dan Pontianak.
Terbaru, Isuzu juga memastikan keandalan kendaraannya dengan memberikan program pemberian filter model baru secara gratis kepada pelaku usaha di sejumlah wilayah Sumatera dan Kalimantan yang mengalami kelangkaan solar.
Kepala Wilayah Sumatera dan Kalimantan IAMI Danu Kusuma Putra mengatakan, persoalan penggunaan solar eceran bermasalah dialami semua brand kendaraan komersial yang beroperasi di Sumatera dan Kalimantan, terutama dialami truk Euro 4. Antrean panjang di SPBU dan langkanya solar memaksa banyak driver membeli solar secara eceran di pinggir jalan.
“Ini jelas merugikan pelaku usaha. Pengusaha kecil tidak memiliki akses ke BBM, akhirnya mereka membeli solar eceran. Nah, solar eceran ini yang kita tidak tahu kualitasnya,” kata Danu.
Menurut Danu, walaupun truk Isuzu mampu mengonsumsi BBM jenis solar B30 hingga B40, tetap akan bermasalah jika mengonsumsi solar eceran yang campurannya tidak diketahui.
Diakui, pihaknya terus menjaga loyalitas konsumen dengan pelayanan terbaik. Terutama menjaga bisnis para pelaku usaha tetap berjalan dengan kondisi kendaraan yang fit dan terus prima. Hal itu jugalah yang membuat performa Isuzu di Sumatera dan Kalimantan tetap terjaga. Tercatat, market share Isuzu Traga di Sumatera mencapai 43,87% dan di Kalimantan tembus 51,3 persen. Lalu Isuzu Elf di Sumatera tercatat 18,08 persen dan di Kalimantan sebesar 14,7 persen, kemudian Giga meraih market share 7,43 persen di Sumatera dan di Kalimantan sebesar 7,9 persen.
Sementara itu, pemilik CV Barito Parahyangan Tatang, perusahaan jasa angkut material hasil tambang mengakui kualitas produk dan layanan Isuzu. Selama beberapa tahun perusahaannya menggunakan kendaraan truk Isuzu tidak pernah bermasalah.
“Produknya bagus. Layanan purna jual memuaskan, ketersediaan sparepart juga cepat. Kalaupun bengkel sudah tutup, jika ada kerusakan, mekaniknya tetap siap membantu,” kata Tatang.
Hal senada dikatakan CEO BSA Logistics Thomas Wenas. Ia mengakui, Isuzu selama ini memberikan layanan yang bagus sesuai ekspektasi pelanggan. Terutama untuk servis kendaraan. Ketersediaan spare part maksimal dan cepat.
“Kami juga tertarik dengan layanan mechanic on site yang memberi jaminan kendaraan tetap andal,” kata Thomas Wenas yang perusahaannya mengoperasikan puluhan truk Isuzu.
Pilihan Editor: Toyota Hilux Rangga Kebanjiran SPK di Jogja-Jateng
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto