Kereta Api untuk Angkutan Barang: Bisa Berantas Truk ODOL dan Hemat APBN-APBD
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Selasa, 19 November 2024 10:00 WIB
Petugas Polisi Lalu Lintas (Polantas) memasang stiker informasi kendaraan yang over dimension over load saat menjalani pemeriksaan di Gerbang Tol Tanjung Priok 1, Jakarta Utara, Senin, 9 Maret 2020. Mulai hari ini Kemenhub bersama Korlantas melarang kendaraan yang over dimension over load (ODOL) beroperasi di Jalan tol Jakarta - Bandung. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno mengatakan bahwa pemerintah perlu mengoptimalkan penggunaan kereta api untuk pengiriman barang. Selain bisa memberantas beroperasinya truk ODOL (over dimension over load), kereta api juga bisa menghemat APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kereta api (KA) merupakan moda transportasi darat yang murah, khususnya untuk pergerakkan barang jarak jauh. Moda ini sesuai untuk mengangkut komoditas bahan mentah dengan volume muat yang besar atau produk akhir yang nilai per unitnya rendah dan tidak sensitif waktu," kata Djoko dalam keterangan resmi yang diterima Gooto pada hari ini, Selasa, 19 November 2024.

Djoko mengatakan bahwa penggunaan kereta api ini banyak ditinjau dari sisi pengirim barang. Biaya transportasi merupakan biaya total yang harus dikeluarkan oleh pengirim untuk memindahkan barangnya dari gudang asal ke gudang tujuan akhir.

"Untuk angkutan hi-volume, kelebihan lainnya antara lain waktu tempuh yang lebih pasti, karena saat ini volume angkutan jalan raya sudah sangat padat dan kondisi infrastruktur jalan juga buruk, sehingga waktu tempuh moda jalan darat menjadi sulit diprediksi. Kemudian juga lebih aman, tanpa pungutan lain-lain, mengurangi polusi, mengurangi kepadatan dan kemacetan jalan raya," ujarnya.

Menurut Djoko, penggunaan moda jalan raya untuk mengangkut barang masih sering ditemui praktik pungli oleh beberapa oknum, mulai dari yang berbaju seragam hingga tidak memakai baju. Dalam konteks kondisi angkutan barang saat ini di Indonesia, menggunakan angkutan kereta api bisa mengurangi pungli di jalan dan cawe-cawe aparat penegak hukum di jembatan timbang.

"Di samping itu, menggunakan moda KA akan mengurangi jalan rusak akibat truk muatan dan dimensi lebih, yang tentunya dapat mengurangi biaya perawatan jalan (hemat APBN dan APBD dalam menangani jalan rusak). Menggunakan moda KA akan lebih lancar dan bebas hambatan kemacetan, bisa lebih cepat dan tepat waktu, jadi dapat meminimalisir potensi keterlambatan dan meningkatkan efisiensi distribusi barang," kata dia menjelaskan.

"Sekarang, maukah pemerintah melirik moda KA sebagai alternatif angkutan barang di Jawa dan Sumatra?" tanya Djoko.

Diberitakan Gooto sebelumnya, Djoko mengungkapkan bahwa pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) perlu mengoptimalkan angkutan kereta api untuk pengiriman barang.

"Kementerian Perhubungan jangan fokus di jalan raya. Terlebih jalan raya masih rawan pungutan liar (pungli) dan cawe-cawe oknum aparat penegak hukum di jembatan timbang," ujarnya.

Pada tahun 2019, peran moda transportasi angkutan barang masih didominasi angkutan jalan dengan 16,07 miliar ton per tahun atau 87,57 persen. Kemudian, dilanjutkan dengan angkutan udara 0,52 juta ton per tahun atau 0,003 persen), angkutan laut 2,23 miliar ton per tahun (12,16 persen), angkutan SDP 0,56 juta ton per tahun (0,003 persen), dan angkutan kereta api 47,6 juta ton per tahun (0,26 persen).

"Menurut Rondrigue dan Comtois (2006), biaya transportasi menggunakan moda jalan raya akan efektif 500 km. Lebih dari itu, truk barang akan membawa muatan lebih," ucap Djoko.

"Lihat saja setiap truk yang membawa muatan dari Jawa Timur ke Jakarta, Jawa Barat dan Banten atau sebaliknya, rata-rata membawa muatan lebih karena jaraknya sudah lebih dari 500 km. Jalan Pantura dalam setahun, sekitar satu bulan mengalami perbaikan dan alami kemacetan panjang, perbaikan jalan secara bergantian antara Rembang-Semarang. Jelas sangat mengganggu kelancaran mobilitas orang dan barang," katanya menambahkan.

Pilihan Editor: Hasil MotoGP Barcelona 2024: Jorge Martin Kunci Gelar Juara Dunia

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi