Pengamudi ojek online (ojol) mencari penumpang di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Senin 18 November 2024. Komisi V DPR RI mengusulkan agar revisi Undang-undang tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) masuk ke dalam program legislasi nasional (prolegnas). Ketua Komisi V DPR Lasarus menyatakan, UU LLAJ perlu direvisi untuk mengatur boleh atau tidaknya sepeda motor menjadi angkutan umum menyusul menjamurnya ojek online. TEMPO/Subekti.
GOOTO.COM, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa ojek online atau ojol tidak menjadi target subsidi bahan bakar minyak (BBM) tepat sasaran. Bahlil menilai bahwa ojol ini merupakan sebuah usaha.
"Ojek (online) kan dia pakai untuk usaha, lho iya dong, masa usaha disubsidi?" kata Bahlil, dikutip dari Tempo.co pada hari ini, Jumat, 29 November 2024.
Menurut Bahlil, tidak semua pengemudi ojol menggunakan motornya sendiri untuk menarik penumpang. Ada juga pengusaha yang memiliki sejumlah unit kendaraan bermotor dan menyewakannya kepada masyarakat untuk menjadi ojol.
"Ojek itu, alhamdulillah kalau motor itu, motor punya saudara-saudara kita yang bawa motornya (sendiri), itu sebagian ada. Tapi sebagian an juga punya orang (pengusaha) yang kemudian saudara-saudara kita yang bawa itu dipekerjakan," ujarnya menjelaskan.
Bahlil mengatakan bahwa yang berhak menerima subsidi BBM adalah kendaraan berpelat kuning, seperti angkutan umum. Tujuannya agar tarif transportasi umum tidak naik, sehingga masyarakat yang mengandalkan angkutan umum untuk mobilitasnya, tidak terbebani biaya tambahan.
"Salah satu di antaranya yang berhak menerima subsidi adalah kendaraan yang berpelat kuning, angkot, supaya apa? Harga angkutannya enggak boleh naik," ucap Bahlil.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan pemerintah sudah menemukan skema untuk subsidi BBM ini, yakni sistem kombinasi antara subsidi barang dan juga Bantuan Langsung Tunai (BLT). Skema tersebut diharapkan bisa meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus memastikan bantuan tepat sasaran.
DICKY KURNIAWAN | M RIZKI YUSRIAL | TEMPO.CO
Pilihan Editor: Isuzu Buka Peluang Produksi Kendaraan Listrik Niaga di Indonesia
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto