Petugas mengisi bahan bakar biodisel B30 di ESDM, Jakarta, Juni 2019. TEMPO/ Tony Hartawan
GOOTO.COM, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa penerapan bahan bakar minyak (BBM) jenis biodiesel dengan kandungan 40 persen bahan bakar nabati (BNN) berbasis minyak sawit atau biodiesel B40, berlaku 1 Januari 2025. Dia mengklaim program ini bisa memangkas emisi hingga 40 juta ton.
"B40 itu (menghemat emisi) lebih dari 40 juta ton. Ini adalah kontribusi konkrit Indonesia kepada dunia," kata Airlangga, disitat dari Tempo.co ada hari ini, Sabtu, 30 November 2024.
Airlangga menungkapkan bahwa saat penerapan biodiesel B35, pemerintah berhasil mengurangi sekitar 32 juta ton kadar emisi di udara. Dia menglaim keberhasilan ini dipuji negara tetangga, Malaysia, karena program ini disebut berhasil berkontribusi dalam upaya mengurangi tingkat emisi secara global.
"Malaysia juga mengapresiasi program B40 yang dilakukan oleh Indonesia, karena ini berkontribusi kepada dunia terutama dalam pengurangan emisi," ujarnya.
Rencana penerapan biodiesel B40 pada 1 Januari 2025 disebut akan terus berlanjut meskipun harga minyak sawit tengah melonjak belakangan ini. Apabila ada perbedaan harga akibat kenaikan harga minyak sawit tersebut, Airlangga mengatakan bahwa hal tersebut akan diatasi oleh Badan Pengelolaan Dana perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"BPDPKS akan bersedia untuk membiayai gap harga di bawah harga minyak sawit yang baru," ujarnya.
Airlangga menyebut program ini berhasil berkontribusi dalam upaya mengurangi tingkat emisi secara global. Selain itu, program ini juga masuk dalam program besar Presiden Prabowo Subianto yang ingin mencapai suatu ketahanan pangan, kemandirian pangan, kemandirian energi, serta hilirisasi industri perkebunan, yang dalam hal ini sawit.
DICKY KURNIAWAN | VENDRO G IMMANUEL | TEMPO.CO
Pilihan Editor: KTM Alami Masalah Finansial, Terancam Gulung Tikar?
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto