Ilustrasi mobil yang terendam banjir. REUTERS/Phil Noble
GOOTO.COM, Jakarta - Membeli mobil bekas memang jadi solusi hemat untuk memiliki kendaraan pribadi. Namun, tidak semua kendaraan bekas bebas dari masalah, salah satunya pernah terkena banjir.
Mobil yang pernah terendam air bisa membawa risiko kerusakan serius pada mesin dan sistem kelistrikan. Masalah ini sering kali sulit terdeteksi jika tidak teliti memeriksa.
Akibatnya, pembeli justru harus mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan. Agar tidak salah pilih, penting memahami risiko dan cara mengenali mobil bekas banjir sejak awal.
Mobil dengan kondisi bekas dan pernah terkena banjir sering kali membawa berbagai masalah tersembunyi yang tidak langsung terlihat. Jika tidak teliti, Anda bisa menghadapi kerugian besar di kemudian hari karena biaya perbaikan yang mahal.
Berikut enam risiko beli mobil bekas yang pernah terendam banjir:
1. Kerusakan pada Mesin
Salah satu dampak terburuk dari banjir adalah kerusakan mesin. Air yang masuk ke ruang mesin dapat merusak komponen penting, seperti sistem pembakaran dan transmisi.
Mesin yang terendam biasanya mengalami water hammer, yaitu kerusakan akibat tekanan air di dalam silinder. Akibatnya, mesin menjadi tidak berfungsi optimal dan membutuhkan perbaikan besar yang memakan biaya tinggi.
2. Kerusakan pada Sensor dan Sistem Kelistrikan
Air banjir sering kali menyebabkan korsleting pada sensor dan sistem kelistrikan mobil. Komponen seperti ECU (Engine Control Unit) dan kabel kelistrikan sangat rentan terhadap kerusakan akibat air.
Kerusakan ini tidak hanya memengaruhi kinerja mesin, tetapi juga sistem pendukung lainnya, seperti lampu, wiper, hingga AC. Perbaikannya membutuhkan penggantian komponen yang harganya cukup mahal.
3. Korosi pada Bagian Bawah Mobil
Air banjir biasanya mengandung garam atau zat kimia lain yang mempercepat korosi pada logam. Bagian bawah mobil, seperti rangka dan sistem suspensi, menjadi area paling rentan terkena dampak ini.
Jika dibiarkan, korosi dapat melemahkan struktur mobil dan membahayakan keselamatan pengemudi. Oleh karena itu, pemeriksaan menyeluruh penting dilakukan untuk menghindari risiko ini.
4. Masalah pada Sistem Rem
Sistem rem juga sangat rentan terhadap dampak banjir. Air yang menggenangi rem dapat menyebabkan kelembapan berlebih, yang pada akhirnya memengaruhi performa pengereman.
Dalam beberapa kasus, komponen seperti kampas rem dan cakram bisa mengalami karat atau kerusakan permanen. Hal ini tidak hanya meningkatkan risiko kecelakaan, tetapi juga membutuhkan penggantian komponen rem secara menyeluruh.
5. Biaya Perbaikan yang Tinggi
Mobil bekas yang terkena banjir sering kali memerlukan perbaikan besar yang memakan biaya tinggi. Masalah seperti penggantian mesin, perbaikan kelistrikan, hingga penghilangan karat membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Selain itu, risiko kerusakan yang terus muncul setelah perbaikan membuat pembeli harus mengeluarkan uang lebih banyak dalam jangka panjang. Membeli mobil semacam ini justru bisa merugikan daripada menguntungkan.
6. Kebocoran Oli
Kendaraan yang pernah terkena banjir rentan mengalami kebocoran oli akibat seal yang melemah atau rusak. Air yang masuk ke dalam mesin dapat menyebabkan seal kehilangan elastisitasnya, sehingga oli merembes keluar.
Kebocoran ini berbahaya karena dapat merusak komponen internal mesin jika tidak segera ditangani. Selain itu, oli yang tercampur air juga dapat menurunkan performa mesin secara signifikan.
Pilihan Editor: Neta V Dapat Skor 0 dalam Hasil Tes Uji Tabrak ASEAN NCAP
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto