BPS Prediksi Pasar Otomotif Tumbuh Meski Ada Kenaikan PPN
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Minggu, 22 Desember 2024 15:00 WIB
GIIAS Semarang 2024. (Foto: Seven Event)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi pasar otomotif tahun depan akan bertumbuh, sejalan dengan permintaan ekspor yang terus menggeliat. Meskipun, ada tantangan dalam negeri yang cukup berat berupa kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen di 2025.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ekspor produk kendaraan bermotor dan suku cadang kecuali sepeda motor, cenderung memiliki tren positif mencapai 2,57 miliar dolar Amerika pada Q3 2024," kata Direktur Neraca Produksi BPS Puji Agus Kurniawan, dikutip dari Antara pada hari ini, Minggu, 22 Desember 2024.

Untuk produk sepeda motor dan perlengkapannya itu sendiri, Puji mengatakan bahwa trennya di tahun depan cenderung fluktuatif. Kendati demikian, dia meyakini industri otomotif masih memiliki gairah yang cukup kuat di tahun-tahun mendatang, meskipun ada kenaikan pajak.

"Kalau sekarang PPN kita 11 persen, jadi kalau tahun besok 12 persen. Saya rasa mereka yang mau beli kendaraan tidak terlalu pusing lah, karena naiknya 1 persen," ucapnya.

Pemerintah sendiri telah menggelontorkan insentif untuk industri otomotif di tahun depan, guna mengantisipasi dampak buruk dari kenaikan PPN. Insentif itu diberikan bagi kendaraan listrik, mencakup mobil hybrid dan juga mobil listrik murni.

Insentif mobil hybrid diberikan sebesar 3 persen. Kemudian, ada insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10 persen untuk impor mobil listrik completely knocked down (CKD). Lalu, ada PPnBM DTP untuk impor mobil listrik dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dan CKD sebesar 15 persen, serta bebas bea masuk untuk mobil listrik impor CBU.

Gaikindo Pesimistis Insentif Bisa Dongkrak Penjualan

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan belum bisa memprediksi penjualan kendaraan bermotor di tahun depan. Sebab, meskipun pemerintah telah mengumumkan insentif untuk industri otomotif, namun kenaikan tarif pajak lainnya juga menjadi kendala.

"Di satu sisi, pemerintah memberikan insentif, tetapi di lain sisi, ada kenaikan tarif-tarif lain yang cukup signifikan, yaitu PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan opsen pajak lainnya," kata Jongkie.

Menurut Jongkie, kenaikan tarif pajak diperkirakan bisa mengerek harga jual kendaraan di 2025. Hal tersebut, dinilai dapat menurunkan minat masyarakat untuk membeli kendaraan baru.

Hingga saat ini, Jongkie melanjutkan, Gaikindo masih belum memproyeksikan penjualan kendaraan tahun depan. Dia mengatakan Gaikindo masih terus memonitor respons agen pemegang merek (APM) terhadap kebijakan pemerintah ini.

"Karena strategi pemasaran dan lain sebagainya ada pada para APM, bukan di Gaikindo. Jadi, kami monitor dulu," ucapnya.

Pilihan Editor: Neta V Dapat Skor 0 dalam Hasil Tes Uji Tabrak ASEAN NCAP

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi