Mesin mobil Audi RS 5 Coupe dipamerkan dalam pameran otomotif GIIAS 2018 di ICE, BSD City, Tangerang, 4 Agustus 2018. Audi RS 5 Coupe menggunakan mesin baru V6 2.9 TFSI bi-turbo yang punya daya 450 hp dan torsi mantap 600 Nm, tersedia pada 1.900-5.000 rpm. TEMPO/M Taufan Rengganis
GOOTO.COM, Jakarta - RPM atau Revolutions Per Minute adalah salah satu instrumen mobil yang bisa dilihat di bagian dasbor area pengemudi selain speedometer. Fungsi utama RPM adalah untuk mengukur seberapa cepat mesin mobil berputar, yang dihitung dalam satuan putaran per menit.
RPM yang tidak stabil sudah pasti mengganggu dan membahayakan selama berkendara di jalanan. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan semakin lama karena akan sangat membahayakan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan RPM mobil tidak stabil. Apabila mengalami hal tersebut, segera bawa mobil ke bengkel resmi terdekat untuk dilakukan perbaikan. Berikut 5 penyebab RPM mobil tidak stabil, dilansir dari laman Auto2000 pada hari ini, Minggu, 5 Januari 2025:
1. Celah Platina Sangat Lebar
Platina merupakan komponen yang berfungsi mengalirkan serta memutus aliran arus listrik dari kumparan koil pengapian ke massa. Celah platina bisa melebar apabila tidak diatur secara rutin.
Celah yang terlalu lebar pada akhirnya akan berpengaruh pada putaran mesin yang terlalu cepat, sehingga konsumsi bahan bakar menjadi sangat boros.
2. Throttle Body Kotor
Udara yang dibutuhkan dalam proses pembakaran bersama bahan bakar ini tidak akan bisa disalurkan dengan baik saat throttle body kotor. Oleh sebab itu, pastikan throttle body dalam keadaan bersih.
3. Rusaknya ISC
ISC atau Idle Speed Control merupakan komponen yang bertugas mengatur RPM idle tetap dalam keadaan yang stabil. Komponen ini akan berusaha membuat putaran mesin menjadi stabil terlepas keadaan mesin yang sedang akselerasi atau deselerasi, dan ketika menyalakan AC. Ketika ISC bermasalah atau bahkan rusak, maka sudah pasti RPM tidak akan stabil seperti biasanya.
4. Sensor MAF Kotor
Sensor MAF (Mass Air Flow) yang kotor dapat menyebabkan proses pembakaran jadi terganggu. Jumlah massa udara yang seharusnya diatur berdasarkan kecepatan, alirannya menjadi berantakan karena sensor MAF yang kotor.
Sensor ini jadi salah meneruskan perintah ke bagian ECU mobil yang mengatur jumlah campuran bahan bakar pada proses pembakaran. Alhasil, bahan bakar yang digunakan dalam proses pembakaran jadi terlalu banyak atau terlalu sedikit sehingga putaran mesin menjadi tidak stabil.
5. Selang Vacuum Advancer Bermasalah
Selang vacuum advancer berguna memajukan dan memundurkan waktu percikan busi. Ketika selang vacuum advancer bermasalah, maka maju-mundurnya waktu percikan busi menjadi tidak teratur sesuai yang seharusnya.
Tekanan dari beban yang diterima mesin seharusnya memerintahkan percikan busi. Tetapi, saat selang vacuum advancer retak atau bahkan rusak, maka RPM mesin menjadi tidak stabil.
Pilihan Editor: Kaleidoskop 2024: 7 Momen Tak Terlupakan di Ajang Balap
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto