Menteri ESDM Arifin Tasrif menunjukkan bahan bakar B40 sebelum uji jalan kendaraan berbahan bakar B40 di Jakarta, Rabu 27 Juli 2022. Uji jalan kendaraan tersebut menggunakan dua bahan bakar yaitu B40 (60 persen solar dan 40 persen biodiesel) dan B30D10 (60 persen solar, 30 persen biodiesel dan 10 persen diesel biokarbon) yang bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi teknis pada kendaraan bermesin diesel sebelum diaplikasikan secara luas. Tempo/Tony Hartawan
GOOTO.COM, Jakarta - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, program mandatori bahan bakar nabati (BBN) dapat mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM), yang bisa menghemat devisa negara. Eniya mengungkapkan penghematan devisa untuk B40 mencapai Rp 147,5 triliun dan B35 bisa menghemat Rp 122,98 triliun.
"Terjadi penghematan devisa sekitar Rp 25 triliun," kata Eniya, dikutip dari Tempo.co pada hari ini, Senin, 6 Januari 2025.
Selain manfaat ekonomi, Biodiesel B40 ini juga diklaim memberikan manfaat di berbagai aspek sosial, lingkungan termasuk peningkatan nilai tambah crude palm oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 20,9 triliun, penyerapan tenaga kerja lebih dari 14 ribu orang (off-farm) dan 1,95 juta orang (on-farm), serta pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 41,46 juta ton CO2 per tahun.
Di tahun ini, pemerintah mengalokasikan B40 sebanyak 15,6 juta kiloliter, dengan rincian 7,55 juta kiloliter untuk Public Service Obligation (PSO) dan 8,07 juta kiloliter untuk non-PSO.
Penerapan program mandatori B40 ini diatur dalam Keputusan Menteri ESDM No. 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Rangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Sebesar 40 Persen.
DICKY KURNIAWAN | DANI ASWARA |TEMPO.CO
Pilihan Editor: 5 Balapan Terbaik di MotoGP 2024, Tak Ada Sirkuit Mandalika
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto