5 Alasan Bus Listrik Harus Menggunakan Ban Khusus
Reporter: Erwan Hartawan
Editor: Rafif Rahedian
Minggu, 19 Januari 2025 16:00 WIB
Sejumlah 20 unit bus listrik Transjakarta CKD pertama rakitan VKTR-Laksana tengah terparkir di pool Sinar Jaya, Cakung, Jakarta Timur, 10 Januari 2025. Sekitar 20 bus listrik high-deck CKD lokal pertama tersebut resmi beroperasi di jalur Transjakarta dengan Sinar Jaya sebagai operator, pada Sabtu, 11 Januari 2025. VKTR
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Indonesia semakin fokus pada elektrifikasi, termasuk di bidang transportasi publik. Kementerian Perhubungan terus mendorong percepatan penggunaan bus listrik sebagai transportasi publik dengan target 90 persen di tahun 2030.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bus listrik menjadi salah satu solusi andalan untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas udara. Namun, untuk mendukung performa bus listrik, diperlukan ban khusus yang dirancang dengan spesifikasi berbeda dari bus biasa. 

Presiden Direktur PT Hankook Tire Sales Indonesia, Bartek (Byunghak) Choi, menjelaskan bahwa bus listrik membutuhkan ban yang dirancang khusus karena memiliki kebutuhan yang berbeda dengan ban pada bus konvensional.

"Hal ini disebabkan oleh beban tambahan dari baterai besar yang digunakan, serta tuntutan untuk mendukung efisiensi energi dan kenyamanan penumpang,” ucap Hankook dalam keterangan resminya.

Pertama, perbedaan ban bus listrik ada pada struktur desain. Ban bus listrik dirancang untuk mengurangi pergerakan pada struktur lapisan dalamnya, agar panas yang dihasilkan tetap rendah sehingga lebih efisien.

Karkas ban dibuat dengan bentuk yang dioptimalkan untuk mengurangi deformasi, yaitu perubahan bentuk ban akibat tekanan atau beban berlebih, sehingga ban lebih stabil di jalanan tidak rata. Selain itu, desain bead yang lebih kuat melindungi dari kerusakan, sehingga membuat ban lebih tahan lama dan ekonomis. 

Kedua, kenyamanan saat berkendara dengan kebisingan rendah. Ban bus listrik umumnya dirancang untuk meredam kebisingan saat kendaraan melaju.

Ketiga, performa hemat energi. Ban bus listrik memiliki pola tapak rigid yang mendistribusikan tekanan secara merata dan meningkatkan ketahanan terhadap keausan.

Bagian tengahnya dilengkapi knurling untuk daya cengkeram lebih baik di kondisi basah dan kering. Teknologi alur "saklar" dan pola gelombang 3D memungkinkan penghematan energi yang lebih baik.

Keempat, kapasitas beban. Ban khusus bus listrik dirancang dengan ply rating lebih tinggi dibandingkan ban TBR konvensional untuk menopang muatan lebih berat, termasuk bobot baterai listrik. Di Indonesia, Gross Vehicle Weight (GVW) bus listrik mencapai 18 ton. 

Kelima, ban bus listrik memiliki usia pakai yang lebih lama dibandingkan ban bus konvensional.

Pilihan Editor: Gaikindo: Insentif Bukan Solusi Utama Tingkatkan Penjualan Mobil

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi