Logo Neta. (Gooto/Rafif Rahedian)
GOOTO.COM, Jakarta - Neta dilaporkan memperoleh investasi tambahan senilai 6 miliar yuan (Rp 13 triliun). Berkat pendanaan eksternal, perusahaan tersebut mampu membayar gaji yang sebelumnya tertunda dan melanjutkan produksi.
Pada 2025, Neta bermaksud untuk berfokus terutama di pasar luar negeri. Dengan suntikan dana segar ini, Neta diharapkan bisa menggandakan penjualannya. Langkah ini diambil untuk memperbaiki masalah yang menimpa mereka pada tahun lalu.
Seperti diketahui, pada November 2024, Neta dilaporkan menghentikan produksi di pabrik manufaktur Tongxiang, Cina, dengan volume produksi 200.000 unit per tahun. Kondisi ini membuat Pendiri dan Ketua Neta Fang Yunzhou naik jabatan sebagai CEO, menggantikan Zhang Yong pada pada Desember 2024.
Volume penjualan domestik Neta tampaknya menurun pada akhir 2024. Perusahaan hanya menjual 237 unit pada Desember 2024, turun 88,3 persen dari tahun ke tahun. Menurut China EV DataTracker, Neta menjual 61.592 unit dari Januari hingga Desember 2024, turun 40,2 persen dari tahun ke tahun.
Namun, pendiri dan ketua Neta Fang Yunzhou mengklaim bahwa margin laba kotor pada tahun 2025 akan berubah positif dan perusahaan akan untung pada 2026.
Pada tahun ini produsen mobil listrik tersebut akan fokus pada pasar luar negeri, dengan target penjualan dua kali lipat. Tahun lalu, Neta menjual 30.000 unit di luar negeri (dengan target 100.000 unit). Jadi, target saat ini adalah 60.000 unit.
Kini Neta tengah mencari pasar luar negeri sebagai cara untuk menghindari persaingan harga yang ketat di pasar domestik. Mereka telah memiliki lebih dari 180 saluran penjualan di sekitar 40 negara di Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Pilihan Editor: Menjajal Yamaha Aerox Alpha di Sirkuit Sentul, Bertenaga dan Stabil
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto