Ketidakjelasan Subsidi Bikin Penjualan Motor Listrik Lesu
Reporter: Erwan Hartawan
Editor: Rafif Rahedian
Senin, 10 Februari 2025 17:00 WIB
Pengunjung mengamati sepeda motor listrik pada pameran Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin, 20 Februari 2023. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan bahwa insentif untuk kendaraan listrik akan mulai diberikan oleh pemerintah pada Maret mendatang dengan besaran insentif yang diberikan bagi sepeda motor sebesar Rp7 juta per unit. ANTARA/M Risyal Hidayat
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengakui penjualan motor listrik di Tanah Air mengalami penurunan akibat pemerintah tak kunjung mengumumkan skema subsidi terbaru. Hal tersebut membuat sejumlah konsumen masih menahan diri untuk membeli motor listrik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sekarang yang terpenting kita dari asosiasi meminta ada kecepatan dari pemerintah untuk membuat aturan segera. Karena sekarang ini kalau boleh dikatakan masyarakat masih menunggu," ujar Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Meski penjualan motor listrik mengalami penurunan, namun Budi menilai kemunculan sejumlah merek baru seperti Indomobil eMotor membuat kepercayaan konsumen menjadi lebih tumbuh.

"Pasti iya, pasti (ada dampak ke penurunan penjualan motor listrik). Tapi dengan adanya launching merek baru seperti Indomobil eMotor ini, masyarakat jadi makin percaya kalau ini eranya motor listrik," tutur dia.

Lebih lanjut Budi menjelaskan pihaknya telah melakukan pertemuan dan rapat dengan Menko Perekonomian untuk membahas rencana revisi Perpres 55 tahun 2019. Dia secara tak langsung menegaskan, subsidi Rp 7 juta/unit memang tidak lagi dilanjutkan.

Sebagai gantinya, kata Budi, negara telah menyiapkan skema lain, yakni pemberian pajak penyerahan negara ditanggung pemerintah atau PPN DTP. Namun, dia belum bisa mengurai detail skemanya akan seperti apa.

"Kemungkinan besar (pemberian) PPN DTP, karena subsidi yang Rp 7 juta/tahun bisa dikatakan sudah tidak ada lagi," tuturnya.

Budi menyebut pihaknya sebenarnya sudah mengajukan skema subsidi yang sama seperti tahun lalu. Sebab, besarannya dirasa cukup untuk meringankan beban konsumen yang ingin beralih ke motor ramah lingkungan. Namun, dia juga sadar, keuangan negara saat ini juga sedang sulit.

"Kita sudah memberikan analisis cost benefit kalau pemerintah memberikan subsidi, kita minta kan Rp 7 juta, tapi kalau dilihat dari kondisi sekarang rasanya (sulit). Jadi, kalaupun bukan subsidi, ya paling insentif berupa PPN DTP," tutup dia.

Pilihan Editor: Naik Mobil Listrik Aion V Jakarta-Yogyakarta, Segini Konsumsi Baterainya

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi