
Warga mendorong sepeda motor mogok di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang terendam banjir luapan Sungai Citarum, 25 Januari 2025. TEMPO/Prima Mulia
GOOTO.COM, Jakarta - Wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari belakangan tengah dikepung banjir, bahkan sampai menyebabkan beberapa ruas jalan terendam. Tak jarang pengendara terpaksa menerabas banjir untuk bisa melanjutkan perjalanan.
Namun jika pengendara menerabas banjir, motor berpotensi rusak. Air banjir bisa terisap masuk ruang mesin, apalagi genangan yang dilewati cukup tinggi.
Air yang masuk ke ruang mesin sangat berbahaya lantaran bisa tercampur dengan oli mesin motor. Dalam kondisi ini, banyak pemilik motor yang memilih untuk langsung mengganti oli.
Namun, apakah perlu langsung mengganti oli ketika motor menerabas banjir?
Melansir laman Wahana Honda pada hari ini, Jumat, 7 Maret 2025, jika ketinggian banjir tidak aman dilewati sebaiknya segera cek fisik oli. Pengecekan ini dilakukan sebagai langkah preventif untuk memastikan air tidak masuk mesin motor.
"Jika ketinggian air yang dilintasi di atas 30 cm, kemungkinan besar air tersedot masuk ke mesin. Berbahaya," tulis situs Wahana Honda.
Pengecekan awal dapat dilihat dari warna oli mesin motor. Kalau warna berubah jadi keruh dan kasar, tandanya oli sudah terkontaminasi air. Akan semakin bahaya jika oli masuk ruang bakar karena bisa membuat piston bengkok atau blok mesin pecah.
Air memiliki sifat merusak komponen berbahan logam, seperti palu memukul piston dan ring piston ketika proses kompresi mesin. Air yang terkompresi akan seperti besi. "Bayangkan bila piston beradu dengan besi," lanjut pernyataan Wahana.
Mesin motor bisa kemasukan air jika penggunanya asal menerjang genangan banjir. Cek kondisi oli mesin keesokan harinya setelah melibas genangan air yang cukup tinggi.
Pilihan Editor: Hasil MotoGP Thailand 2025: Marc Marquez Juara, Alex Marquez Ke-2
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto