GOOTO.COM, Jakarta - Pemerintah kerap mengubah kebijakan yang memengaruhi industri otomotif. Produsen mobil listrik menjadi salah satu pihak yang terdampak akan adanya ketidakstabilan regulasi tersebut.

Perubahan kebijakan yang sering terjadi membuat berbagai produsen harus menyesuaikan strategi bisnis mereka, sebut saja seperti kebijakan pajak, insentif kendaraan listrik, dan lain sebagainya.

Meski demikian, Hyundai Indonesia mengatakan bahwa pihaknya akan tetap fokus pada tujuan utamanya dalam melayani konsumen. Sebagai Agen Pemegang Merek (APM), PT Hyundai Motors Indonesia mengaku akan selalu taat kepada kebijakan yang ada.

“Kami sebagai produsen atau APM, kami akan taat terhadap apa yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pastinya kami coba menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemerintah,” kata Chief Operating Officer (COO) of PT Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto kepada Gooto.

Frans juga menekankan bahwa Hyundai tidak akan keluar dari Indonesia, mengingat potensi pasar lokal yang masih terbuka lebar. Selain itu, mereka juga telah berkomitmen dengan membangun berbagai pabrik di tanah air, mulai dari pabrik komponen baterai hingga pabrik perakitan, yang memiliki nilai total investasi sebesar 3 miliar US Dollar.

“Itu belum termasuk dengan yang namanya pengembangan dealer kami yang sudah di atas 130 dan charging station yang sudah sampai 600. Nah itu yang kita ingin pertahankan supaya Indonesia lebih maju lagi,” sambung dia.

Dengan komitmen tersebut, merek asal Korea Selatan itu akan terus melakukan ekspansi produk-produknya ke pasar lokal, dan mengembalikan keputusan kebijakan kepada pemerintah Indonesia.

“Sehingga nanti Indonesia, misalnya lebih ramah lingkungan, net-zero karbon lebih cepat, itu yang sama-sama kita kehendaki,” tutup Frans.

RIFQI DHEVA ZA’IM| ERWAN HARTAWAN