
Motor listrik Honda ICON e: dan CUV e:. (Foto: Gooto/Dicky Kurniawan)
GOOTO.COM, Jakarta - Marketing Director PT Astra Honda Motor (AHM) Octavianus Dwi Putro mengatakan penjualan motor Honda menjelang momen Lebaran cenderung meningkat. Peningkatan ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia untuk membeli sepeda motor baru.
"Pasti naik (penjualan saat Lebaran). Enggak cuma buat mudik, karena itu kebutuhan lah," kata Octavianus saat ditemui di Jakarta.
Kendati demikian, Octavianus belum bisa memastikan angka kenaikan pada Lebaran tahun ini. Namun, berkaca dari Lebaran di tahun-tahun sebelumnya, dia mengatakan peningkatan penjualan bisa mencapai 10-20 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Angka pasti belum ukur, karena ini masih satu minggu lagi, tetapinya biasanya menjelang Lebaran itu kenaikkannya bisa 10-20 persen dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," ucapnya.
"Kadang-kadang Lebarannya berbeda-beda, ada yang akhir bulan, ada yang awal bulan, tapi mostly seperti di tahun ini, biasanya bisa 20 sampai 30 persen kenaikkannya," kata Octavianus menambahkan.
Untuk diketahui, selama dua bulan pertama tahun 2025, yakni Januari dan Februari, AHM membukukan penjualan sekitar 850.000-860.000 unit. Capaian penjualan motor ini dinilai relatif stabil.
"Selama dua bulan ini relatif stabil dibandingkan dengan dua bulan tahun lalu, kurang lebih kami 850.000 sampai 860.000 unit selama dua bulan untuk AHM," kata Wakil Presiden Direktur PT AHM Thomas Wijaya.
Kendati demikian, Thomas berharap penjualan ini bisa meningkat selama libur Lebaran tahun ini. Terlebih, dia mengatakan bahwa pemerintah telah menunda pemberlakuan opsen pajak hingga kenaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen untuk sepeda motor.
Apabila kedua kebijakan ini direalisasikan pemerintah, Thomas mengatakan bahwa harga motor Honda bisa naik Rp 400 ribu sampai dengan Rp 1 jutaan per unit. Hal tersebut dinilai akan menurunkan daya beli masyarakat.
"Di kuartal satu ini PPN 12 persen dan pajak opsen itu alhamdulillah tidak berlaku bagi konsumen sepeda motor. Jadi, ini salah satu juga yang sangat membantu, dengan adanya insentif atau subsidi opsen dari masing-masing pemerintah daerah, bahkan tidak ada kenaikkan pajak atau STNK," ucapnya.
Selain itu, AHM juga berharap penerapan insentif atau subsidi bisa dilanjutkan hingga akhir tahun ini agar daya beli masyarakat bisa tetap terjaga. Industri otomotif sendiri tengah menghadapi tantangan dengan munculnya rencana pemberlakuan opsen pajak.