5 Dampak Buruk bagi Mobil yang Sering Gonta-Ganti BBM
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Selasa, 1 April 2025 09:00 WIB
Salah seorang pemilik kendaraan mengisi BBM di SPBU modular yang ada di tol fungsional Klaten, Jawa Tengah, 21 Maret 2025. Tempo/Septhia Ryanthie
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Banyak pemilik mobil yang berpikir bahwa sering gonta-ganti bahan bakar minyak (BBM) bisa memberikan manfaat lebih bagi mobil. Namun, nyatanya sering berganti BBM bisa menimbulkan efek tertentu pada kinerja kendaraan, baik positif maupun negatif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keseringan berganti BBM bisa menimbulkan risiko cukup serius, terutama jika dilakukan tanpa mempertimbangkan jenis bahan bakar yang digunakan. Secara umum, jika hanya mengganti BBM satu atau dua kali untuk mengisi tangki kosong, seharusnya tidak ada masalah besar karena semua jenis bahan bakar memiliki unsur penyusun yang serupa.

Namun, jika sering beralih dari jenis BBM ke jenis lain, seperti dari Pertamax ke Pertalite, atau bahkan mencampur Premium dengan Pertamax, ini yang bisa menjadi masalah. Mesin mobil dirancang untuk menggunakan bahan bakar dengan nilai kompresi tertentu, dan perubahan bahan bakar yang cepat bisa mengganggu kinerja mesin. 

Ketika Anda sering mengganti bahan bakar, mesin harus menyesuaikan kompresinya, yang bisa menyebabkan masalah pada performa, seperti mesin loyo atau yang lebih parah, mesin menjadi sulit dihidupkan. Perubahan BBM ini juga menyebabkan kerusakan jangka panjang pada komponen mesin.

Berikut dampak mobil sering gonta-ganti BBM dalam jangka panjang, dilansir dari laman Suzuki Indonesia pada hari ini, Selasa, 1 April 2025:

1. Performa Mesin Berkurang

Keseringan gonta-ganti BBM bisa membuat mesin mobil mengalami penurunan performa yang signifikan, bisa membuat mesin terasa lebih loyo atau bahkan sulit dihidupkan, terutama saat pagi hari. Selain itu, mesin bisa mengalami ketegangan pada sistem pembakaran dan sistem lainnya, yang berefek mesin menjadi lebih cepat panas dan cenderung bekerja kurang optimal.

Ketika suhu mesin meningkat, hal ini berpotensi menurunkan efisiensi mesin dalam jangka panjang. Pada akhirnya, performa kendaraan bisa sangat terpengaruh, serta mengurangi kenyamanan berkendara.

2. Kerusakan Komponen Mesin

Salah satu bagian yang sering terpengaruh dari kebiasaan sering gonta-ganti BBM adalah ruang bakar. Piston dan ring piston juga bisa mengalami keausan lebih cepat akibat campuran bahan bakar yang tidak tepat.

Katup pada mesin juga bisa terpengaruh dan menjadi longgar atau tidak rapat, yang mengganggu proses pembakaran. Ketidaksesuaian bahan bakar ini menyebabkan gesekan yang lebih tinggi, yang akhirnya merusak komponen-komponen penting dalam mesin.

3. Konsumen BBM Meningkat

Berganti-ganti jenis BBM bisa membuat mobil menjadi lebih boros dalam hal konsumsi bahan bakar. Hal ini terjadi karena mesin perlu bekerja keras untuk menyesuaikan dengan bahan bakar yang berbeda-beda.

Jika kebiasaan ini terus dilakukan, maka konsumsi bahan bakar kendaraan akan terus meningkat. Mobil juga bisa lebih boros dan kurang efisien, sehingga bisa merugikan dalam jangka panjang.

4. Emisi Gas Buang Meningkat

Gas yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna ini bisa berbahaya bagi lingkungan dan meningkatkan polusi udara. Selain itu, kendaraan yang mengeluarkan emisi lebih banyak juga bisa merusak komponen katalisator, yang bertugas mengurangi polusi.

Dampaknya, kendaraan berpotensi mengalami kerusakan lebih cepat. Oleh sebab itu, penting untuk mempertahankan konsistensi dalam memilih bahan bakar agar emisi tetap terjaga dan performa mesin lebih baik.

5. Mesin Berkerak

Sering gonta-ganti BBM bisa menyebabkan penumpukkan kerak atau residu dalam mesin. Ketika bahan bakar tidak sesuai digunakan, residu dari pembakaran bisa menumpuk di dalam mesin, terutama pada komponen-komponen penting seperti ruang bakar dan katup.

Penumpukkan kerak ini mengganggu proses pembakaran yang efisien, yang menyebabkan penurunan kompresi mesin. Mesin yang memiliki kompresi rendah akan kesulitan menghasilkan tenaga yang optimal, sehingga performa kendaraan menurun.

Pilihan Editor: Catat Sejarah, Mario Aji Finis 10 Besar di Moto2 Amerika 2025

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi