Bos PLN: Bahan Bakar Hidrogen Lebih Murah Ketimbang Bensin
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Kamis, 17 April 2025 08:00 WIB
Kendaraan berbahan bakar hidrogen tengah terparkir di Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Hidrogen milik milik PT PLN Indonesia Power di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Saat ini, HRS yang digunakan berbasis tekanan 350 bar dan selanjutnya akan ditambahkan dengan HRS berbasis 700 bar sehingga semakin dapat melayani kebutuhan kendaraan berbasis hydrogen. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa bahan bakar hidrogen lebih murah ketimbang bensin. Dia membandingkan bahwa mobil dengan bahan bakar hidrogen hanya membutuhkan biaya Rp 550 per kilometer, sementara mobil yang menggunakan bensin membutuhkan biaya sekitar Rp 1.300 per kilometer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Darmawan, biaya hidrogen ini lebih murah karena PLN menggunakan hidrogen excess supply yang tidak memiliki investasi pembangkit listrik. Oleh sebab itu, menurut dia, jika bahan bakar ini tidak dimanfaatkan atau dijual, maka akan terbuang sia-sia.

"Karena ini excess supply, tidak ada investasi pembangkit dan investasi elektrolisis, makanya murah. Kami ada di sekitar 28 lokasi, itu ada excess supply dari hidrogen," kata Darmawan, dikutip dari Tempo.co.

PLN tengah mempromosikan bahan bakar hidrogen ini, di mana perusahaan listrik negara ini memberikan diskon setengah harga untuk bahan bakar ini. Darmawan menuturkan, hidrogen ini didapatkan dari sisaan pendingin pembangkit PLN.

"Kami menyetrum air untuk mendapatkan hidrogen untuk mendinginkan pembangkit kami, eh salah hitung. Produksinya 200 sekian ton, yang dipakai 75 ton, jadi 128 tonnya menjadi excess supply. Nah begitu ada excess supply, ini yang kami gunakan," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pemanfaatan hidrogen ini bisa mengurangi penggunaan bahan bakar minyak di Indonesia yang bisa setiap harinya bisa menghabiskan 1,5 juta barel.

"Konsumsi BBM Indonesia dalam satu hari 1,5 juta barel. Lifting kita kurang lebih sekitar 600 ribu barel, berarti kita impor 900 ribu sampai 1 juta barel per hari. Nah cara kita mengurangi impor adalah memanfaatkan potensi bahan bakar pengganti fosil," ujar Bahlil.

Bahlil menjelaskan bahwa bahan baku pembuatan hidrogen di Indonesia melimpah, mulai dari batu bara, gas, dan air. Menurutnya, tidak banyak negara di dunia ini yang memiliki keuntungan seperti Indonesia, khususnya dalam aspek kelimpahan sektor sumber daya energi dan mineral.

"Dengan processing memakai energi baru terbarukan itu, saya pikir ini menjadi salah satu alternatif untuk pengganti fosil dalam rangka menuju kepada net zero emission di 2060," kata Bahlil.

DICKY KURNIAWAN | ALIF ILHAM FAJRIADI | TEMPO.CO

Pilihan Editor: Mario Aji Alami Kecelakaan Besar di Q2 Moto2 Qatar, Gagal Start di Zona Poin

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi