Berbeda dengan velg palang yang memiliki struktur lebih rapat, velg jari-jari dirancang untuk menahan tekanan udara dari ban tubeless. Meskipun beberapa orang mencoba mengakali dengan berbagai cara, risiko kebocoran tetap ada.

Selain itu, daya cengkeram ban pada velg juga bisa berkurang, yang berpotensi meningkatkan kemungkinan ban terlepas saat berkendara. Jika tekanan udara terus berkurang tanpa disadari, kontrol motor pun bisa terganggu.

Jelas, hal tersebut sangat berbahaya terutama saat motor melaju dalam kecepatan tinggi atau saat melintasi jalan yang tidak rata. Oleh sebab itu, jika ingin menggunakan velg jari-jari, sebaiknya pilih ban yang sesuai dengan konstruksinya.

Melansir laman Suzuki Indonesia pada hari ini, Selasa, 22 April 2025, menggunakan ban tubeless di velg jari-jari memiliki beberapa risiko serius. Contohnya, kebocoran udara lebih mudah terjadi karena velg memiliki banyak celah yang tidak bisa menahan tekanan udara dengan baik.

Kemudian, tekanan angin yang tidak stabil bisa membuat ban tiba-tiba kempis di tengah perjalanan, yang berisiko menyebabkan kecelakaan. Meskipun ada metode seperti penggunaan sealant atau rim tape, namun cara itu tidak selalu efektif dan bisa gagal seiring waktu.

Selain itu, jika tekanan ban turun drastis, ada potensi ban terlepas dari velg, terutama ketika melewati jalan berlubang atau saat manuver tajam. Ban tidak menempel sempurna di velg yang bisa mengganggu kestabilan motor, terutama dalam saat kecepatan tinggi.

Sistem jari-jari velg juga bisa mengalami tekanan berlebih karena tidak didesain untuk menahan karakteristik ban tubeless. Jika ban tiba-tiba kehilangan angin saat berkendara, pengendara bisa kehilangan kendali, terutama di tikungan.

Pilihan Editor: Kalahkan Verstappen, Oscar Piastri Juara F1 Arab Saudi 2025