Beberapa Penyebab Injektor Motor Bermasalah  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Selasa, 1 Februari 2011 23:10 WIB
supermotoracer.com
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Beberapa teman pemilik sepeda motor yang telah dilengkapi peranti injektor bahan bakar mengajukan pertanyaan, kenapa stasioner mesin motor mereka tidak stabil. Kala mesin dihidupkan dan tuas gas tidak ditarik, tiba-tiba suara mesin makin keras dan sebaliknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mendapat pertanyaan tersebut, Tempo berusaha menanyakannya kepada Syahroni, seorang ahli mesin di Gemilang Motor, Pakujaya, Serpong, Tangerang. "Ada beberapa hal yang menjadi penyebab, baik karena faktor teknis maupun non teknis yang menyebabkan injektor bermasalah," ujar dia, Selasa (1/2).

Lantas apa saja penyebab itu? Bagaimana cara mengatasinya? Berikut Syahroni berbagi tips untuk Anda: 

1. Penggunaan peningkat oktan yang tidak tepat

Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beroktan tinggi RON 92 atau lebih yang berpotensi terus naik, menjadikan pengguna kendaraan bermotor memutar otak untuk menyiasatinya. Satu gagasan yang kerap dimunculkan di forum diskusi, baik langsung maupun tidak langsung melalui dunia maya adalah penggunaan Octane Booster atau peningkat angka oktan.

Lantas adakah efek negatif bila peningkat oktan itu digunakan? "Secara teori dan pengalaman yang ada selama ini, tidak ada larangan untuk menggunakannya," aku Rony, panggilan akrab Syahroni.

Hanya, kata Roni, sebelum menggunakannya perlu dipastikan dahulu kualitasnya. Bila kesulitan atau tidak ingin menanggung risiko, jangan coba-coba menggunakannya. Mintalah kepastian kepada distributor atau agen penjualan bahwa peningkat oktan itu tidak menimbulkan zat sisa di injektor.

Pasalnya, bila zat pewarna yang digunakan tidak bisa diurai dan justru menimbulkan residu yang menempel di pipa atau injektor akan menimbulkan masalah baru. Kualitas semprotan injektor tidak akan maksimal, karena bahan bakar yang semprot bercampur partikel kasar residu yang telah menjadi kerak.

"Akibatnya, proses pembakaran tidak sempurna. Itulah yang menjadikan mesin sering tersendat atau stasioner tidak stabil. Injektor lama kelamaan akan rusak," terang Rony.

2.Fuel pump bermasalah

Permasalahan ini sama seperti permasalahan di nomor satu. Penyebabnya adalah, penggunaan bahan bakar yang spesifikasinya tidak sesuai dengan standar. Hal tersebut mengakibatkan peranti ini kotor dan mampet. Bila fuel pump tidak jebol dan masih berfungsi maka bahan bakar yang dipompa ke injektor juga kotor dan peranti itu tersumbat. 

Walhasil, semburan bahan bakar ke ruang bakar, kendati telah diatur melalui Electronic Control Unit (ECU) juga tidak maksimal. Itulah yang menjadi posisi stasioner mesin tidak stabil.

3. ECU bermasalah

Peranti Electronic Control Unit (ECU) merupakan otak yang mengatur keseluruhan unit injeksi. Sehingga, bila peranti ini terganggu maka kerja injektor juga tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Satu di antaranya, semburan bahan bakar yang tidak sesuai dengan takaran. 

Akibatnya, stasioner mesin juga tidak stabil. Bila tingkat kerusakan di ECU telah parah, maka kendaraan tidak akan bisa dijalankan alias mogok. Ada beberapa penyebab kerusakan ECU, di antaranya adalah gangguan kelistrikan karena over supply, voltase sumber kelistrikan rendah, korsleting dan lain-lain.

"Untuk memastikan penyebabnya sebaiknya mengkonsultasikannya dengan ahli mesin atau mekanik bengkel terpercaya," ujar Roni.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi