BMW 520d: Menjawab Keraguan Disel
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Minggu, 27 Maret 2011 19:21 WIB
BMW 520d (Raju Febrian/TEMPO)
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Saya punya satu pertanyaan. Apakah Anda mau membeli sebuah sedan dengan harga 786 juta (off the road) dengan mesin diesel? Anda ragu? Sebenarnya tidak perlu ragu jika yang ditawarkan adalah BMW 520d. Anda bakal terkejut jika mengetahui kemampuan sedan mid-size premium yang satu ini.

Beberapa -- mungkin kebanyakan -- orang masih punya pendapat miring soal mobil dengan mesin disel. Mobil dengan mesin ini dianggap berisik, punya getaran mesin keras, dan mengeluarkan asal hitam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Oh, tidak dengan mobil ini," kata Ramesh Divyanathan, President Director PT BMW Indonesia. "BMW 520d menggunakan mesin 4 silinder dengan teknologi BMW Advanced Diesel. Bertenaga, irit, tapi ramah lingkungan."

Ramesh memang tidak sedang berpromosi. Mobil disel BMW ini, memiliki emisi karbondioksida (CO2) 137 gram/km yang memenuhi standar EU3. Bahkan, di negara asalnya sana Jerman, BMW 520d punya standar emisi yang lebih tinggi yaitu EU5.

BMW 520d merupakan model keempat di keluarga 5-Series yang dibawa BMW ke Indonesia setelah tiga model bermesin bensin yaitu BMW 523i bermesin 2.5 liter, 528i dengan mesin 3.0 liter, dan 535i bermesin 3.0 liter plus TwinPower Turbo.

Helena Abidin, Corporate Communication Director PT BMW Indonesia mengatakan kunci sukses mobil ini terletak pada konsumsi bahan bakarnya. "Konsumsi BBM sangat irit, sangat mendukung jika dibandingkan mobil bensin sekelas. Bukan tidak mungkin mobil ini diminati bila melihat konsumsi BBM-nya jauh lebih irit," katanya.

Tak percaya? BMW 520d menggunakan mesin yang sama dengan BMW X1 sDrive20d yaitu empat silinder segaris berkapasitas 1.995 cc berteknologi commonrail injection serta turbocharged. Hasil uji coba BMW mengklaim, model 520d ini menghabiskan 1 liter untuk 19,2 km (kombinasi).

Mari kita bandingkan dengan BMW 523i dan 528i. Keduanya sama-sama menggunakan mesin enam silinder tapi dengan kapasitas berbeda 2.497 cc dan 2.996 cc.

Catatan BMW menyebutkan jika kedua model ini memiliki konsumsi bensin rata-rata 1:13 liter/km. Artinya, untuk menempuh jarak 100 km, butuh sekitar 7,7 liter. Nah, jika harga Pertamax Rp 8.700 per liter, maka untuk 100 km butuh biaya Rp 66.990.

Sementara BMW 520d, dengan konsumsi 1:19,2 liter/km, butuh bahan bakar disel sekitar 5,2 liter untuk jarak 100 km. Meski harga Pertamina DEX Rp 10.800 per liternya, untuk menempuh jarak ini BMW 520d menghabiskan biaya cuma Rp 56.160. Lebih irit Rp 10.830.

Oh ya, sebagai catatan, selain Pertamina DEX, BMW 520d juga bisa menggunakan bahan bakar disel lain seperti Dynamic Diesel dari Petronas, Shell Diesel, dan Performance Total.

Bagaimana dengan performanya? BMW 520d memiliki tenaga maksimal 184 hp @ 4.000 rpm. Angka ini memang sedikit lebih rendah dibandingkan model 523i (204 hp) dan 528i (258 hp). Tapi, jika bicara torsi lain soal.

Mesin disel memang memiliki keunggulan untuk soal yang satu ini. BMW 520d punya torsi sampai 380 Nm pada 1.750 - 2.750 rpm. Bandingkan dengan 523i (250 Nm) atau 528i (310 Nm). Diperkuat transmisi otomatis Streptronic 8 percepatan, performa mobil ini jadi mumpuni. Untuk berakselerasi dari 0-100 km/jam dibutuhkan waktu 8,1 detik, dan top speed mencapai 225 km/jam.

Tak perlu banyak bahasan soal eksterior dan interiornya. Baik dari sisi tampilan maupun kenyamanan interior, BMW 520d sesuai dengan brand BMW yang melekat padanya. Fiturnya lengkap, termasuk BMW EfficientDynamics. Teknologi ini menghadirkan beberapa inovasi berupa brake energy regeneration, eletromecahnical steering serta low rolling-resistance tires.

BMW hanya punya satu PR, bagaimana meyakinkan publik jika diesel tak kalah dibandingkan bensin. "Mobil diesel saat ini sangat menjanjikan. Karena itu mengapa kita serius untuk menggarap pasar mobil diesel," kata Helena.

BMW 520d menjadi model ketiga dengan mesin disel yang diboyong BMW ke Indonesia. Sebelumnya sudah ada BMW X1 sDrive20d pada Juli 2010 dan BMW X5 xDrive30d pada bulan Oktober 2010. Bahkan rencananya, BMW akan melansir model disel keempat yaitu BMW X3 xDrive20d, pada April 2011 mendatang.

Langkah ini termasuk berani karena sedan bermesin disel kurang populer. Di Indonesia mesin disel lebih banyak digunakan model Sport Utility Vehicle (SUV) atau pick-up, bukan sedan.

Tapi melihat catatan di atas, sepertinya BMW pantas yakin model bermesin disel ini bisa memikat konsumen segmen sedan mid-size premium.

SPESIFIKASI

Mesin: inline 4 cylinder 16 valve commonrail injection turbochargedKapasitas: 1.995 ccTenaga maksimal: 184 hp @ 4.000 rpmTorsi maksimal: 380 Nm @ 1.750-2.750 rpmTop speed: 225 km/jamAkselerasi 0-100 km/jam: 8.1 detikKonsumsi: 19,2 km/literEmisi CO2: 137 gram/kmHarga: Rp 768 juta (off the road)

RAJU FEBRIAN

 

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi