TEMPO/Nita Dian
Ada tiga komponen utama yang memegang peran penting, yaitu puly depan atau drive Pulley, puly belakang atau driven Pulley, dan V-belt. Puly depan dihubungkan kruk-as mesin, dan bertugas menampung tenaga dari mesin.
Adapun puly belakang yang dihubungkan ke as roda bertugas mentransfer tenaga mesin ke roda . Kedua puly saling berhubungan dengan menggunakan V-belt. Sabuk atau V-belt ini bertugas sebagai perantara antara keduanya.
Fungsi V-belt tak ubahnya rantai di motor manual yang tugasnya meneruskan putaran mesin ke roda. “Ketiganya memiliki peran penting. Bila bermasalah, maka selain tenaga skutik loyo, akan timbul suara berisik mendecit atau krotok-krotok. Bahkan boros bahan bakar,” kata Alfiansyah, mekanik Prima Motor, Batu Ceper, Tangerang, Rabu (13/4).
Lantas apa saja yang menjadi penyebab CVT bermasalah? Bagaimana cara mencegahnya? Berikut penjelasan Alfiansyah:
1. Periksa rutin
Sangat disarankan untuk memeriksa rutin CVT setelah motor 4.000 – 5.000 kilometer atau saban lima hingga enam bulan. Bersihkan semua komponen utama peranti itu dari kotoran, air, cipratan oli.
Semua zat-zat itu bisa masuk ke dalam rumah CVT (kotak yang menutup CVT) dari celah sirkulasi udara. Celah itu sengaja dibuat pabrik untuk mendinginkan semua komponen CVT setelah motor digunakan.
"Kotoran berupa debu atau partikel lain akan menyebabkan CVT berisik. V-belt mudah slip, pully tak berfungsi maksimal sehingga tarikan motor loyo dan boros bahan bakar,” kata Alfiansyah.
Adapun air, sisa deterjen, terlebih oli berpotensi memicu V-belt cepat getas. Oleh karena itu, setelah motor Anda melibas genangan, digunakan di saat hujan deras mengguyur, atau setelah diservis, sebaiknya membersihkan rumah CVT.
Gunakan kompresor angin untuk mengusir sisa cairan. Bila tidak ada kompresor, standar sampan dan miringkan motor hingga cairan keluar.
2. Jaga tingkat ketegangan V-belt
Satu hal yang tidak kalah penting adalah menjaga tingkat ketegangan V-belt. Upayakan agar V-belt tidak dalam kondisi yang terlalu tegang atau kendor.
Bila terlalu tegang atau kencang maka kruk as mesin akan mengalami masalah, karena tertarik dengan keras meski putaran mesin tidak terlalu tinggi. Begitu pun dengan pully.
Sebaliknya bila kendor, maka V-belt akan cepat rusak atau bahkan putus. Sebab, peranti ini akan tertarik dengan tiba-tiba dan keras kala pengendara menarik tuas gas. Sehingga, bila terjadi dalam waktu lama dan terus menerus, tak mustahil V-belt putus. Akibat lainnya adalah motor lebih boros bahan bakar. Sebab, meski tuas gas ditarik kencang ternyata tarikan dan kecepatan motor masih rendah atau biasa-biasa saja. Akibatnya, pengendara akan menarik tuas gas lebih kencang.
Artinya, untuk menghasilkan tingkat kecepatan yang sama, motor butuh tenaga dua kali lipat. Bahan bakar yang dibutuhkan pun berlipat.
3. Gunakan suku cadang asli
Tak bisa dimungkiri, kualitas komponen asli lebih unggul ketimbang komponen dengan kualifikasi di bawahnya. Oleh karena itu bila ada satu diantara komponen yang bermasalah, dan Anda bermaksud menggantinya maka gunakan komponen asli.
Sebab, bila komponen yang bukan asli itu digunakan dan tiba-tiba rusak lagi maka akan berpengaruh pada komponen lainnya.
ARIF ARIANTO