Foto: ototechno.com
TEMPO Interaktif, Jakarta - Perangkat pengereman merupakan komponen paling penting di mobil. Pasalnya, peranti itu sangat berkaitan dengan keselamatan pengemudi dan penumpang mobil di saat mereka berkendara.
Hanya, tak jarang orang lengah dengan kondisi perangkat tersebut. “Maklum, tanda-tanda rem bermasalah terkadang juga sulit dirasakan, terlebih dilihat dengan mata,” kata Nurjaman, mekanik Maju Jaya Motor, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, saat ditemui, Selasa, 3 Mei 2011.
Malah, kata Nuril–panggilan Nurjaman–saat mobil akan digunakan, gejala permasalahan tidak terasa. Namun, setelah melaju dengan kecepatan tinggi di jalan ternyata tidak bisa berfungsi maksimal. Akibatnya pun fatal, kecelakaan.
“Oleh karena itu, pemeriksaan dan perawatan harus dilakukan. Pemeriksaan secara rutin sebaiknya dilakukan tiga minggu sekali,” kata dia.
Lantas apa saja bagian yang harus diperiksa? Bagaimana cara melakukan perawatan yang benar? Berikut ini tips dari Nuril.
1. Periksa kondisi cakram hingga minyak rem
Langkah pertama yang wajib Anda lakukan adalah memeriksa kondisi piringan atau cakram dan tromol rem. Pastikan piringan masih cukup tebal dan rumah piston masih dalam kondisi bagus.
Setelah itu, amati kondisi tromol. Pastikan kondisi kanvas rem masih normal dan tidak ada kotoran yang melekat di komponen itu. Segera bersihkan bila ada kotoran.
Langkah berikutnya adalah memeriksa kualitas minyak rem serta salurannya. Bila mobil telah digunakan untuk menempuh jarak 10 ribu kilometer, sebaiknya minyak rem segera diganti dengan yang baru.
Penggantian kanvas rem bisa dilakukan dengan waktu yang bervariasi. Namun, dalam kondisi normal, untuk mobil yang bertransmisi otomatis lakukan penggantian setelah mobil menempuh jarak 25–30 ribu kilometer.
“Sedangkan, mobil bertransmisi manual 40–45 ribu kilometer. Kondisi normal yang dimaksud adalah penggunaannya sesuai dengan kaidah berkendara secara baik,” terang Nuril.
2. Periksa booster rem
Booster rem adalah peranti yang berfungsi untuk memperingan kerja pedal rem dengan cara memanfaatkan kevakuman intake manifold pada saat mesin diaktifkan. Mekanisme kerja seperti itu sangat mengandalkan sil dan klep.
Bila keduanya bermasalah, maka booster tidak akan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Pedal rem terasa alot saat diinjak dan saat berhasil ditekan tidak kembali pada posisi semula. Walhasil, menjadikan mobil dalam posisi direm.
“Atau sebaliknya. Meski pedal rem ditekan berulang-ulang dengan kuat, rem tidak berfungsi atau blong,” kata Nuril.
Oleh karena itu, para pemilik mobil sangat dianjurkan untuk melakukan pendeteksian masalah secara rutin. Semakin sering, semakin bagus. Pasalnya, cara mendeteksi kerusakan itu cukup mudah.
Berikut cara untuk mengetahui apakah booster rem bermasalah atau tidak.
Pertama, pastikan posisi kunci kontak mobil dalam posisi off, kemudian kocok atau injak dan lepas pedal rem beberapa kali dan tempatkan kaki tetap pada pedal tersebut.
Kedua, dengan posisi kaki tetap menginjak pedal, hidupkan mesin mobil. Bila pedal rem turun ke posisi bawah berarti booster masih normal atau tidak ada masalah. Begitupun sebaliknya. Namun, itu masih perlu pengujian lagi dengan melakukan langkah ketiga.
Ketiga, setelah posisi pedal rem turun sesaat setelah mesin dihidupkan, maka langkah selanjutnya adalah matikan mesin. Pastikan, posisi pedal rem apakah masih tetap di bawah. Kemudian lakukan pengocokan atau injak lepas-injak-lepas pedal rem berkali-kali. Booster yang masih normal akan mendorong pedal rem naik ke atas kala mesin mobil mati dan Anda melakukan langkah injak-lepas pedal.
ARIF ARIANTO