Mercedes-Benz G 300 CDI Professional (Dok. MBI)
TEMPO Interaktif, Lido - "Waduh, jalurnya bener yang ini? Pakai mobil mahal kayak Mercedes-Benz?" Pertanyaan itu langsung mencuat di benak saya begitu melihat trek off-road yang dibuat Mercedes-Benz Indonesia pada acara Mercedes-Benz G-Experience di Lido Resort, Sukabumi, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Bukan apa-apa, trek off-road yang disediakan Mercedes-Benz terbilang rada ekstrim. Di beberapa titik, tanjakan dan turunan bahkan dibuat sampai kemiringan 45 derajat. Saya yang tak banyak punya pengalaman ber off-road rada keder juga. Apalagi sembari membawa mobil yang berharga lebih dari 1 miliar.
"Tenang saja, nikmati mobil G-Class 300 CDi Professional ini," kata Yuma Wiranatakusumah, off-roader senior yang menjadi instruktur saya.
Yuma bukan sembarang berujar. G 300 CDI Professional boleh dikatakan sebagai mobil yang dibuat dengan detail "nyaris sempurna" untuk sebuah kendaraan off-road.
Dari sisi tampilan mungkin banyak yang tidak suka dengan G-Class. Sejak pertama diproduksi tahun 1979, inilah salah satu mobil dengan siklus hidup yag paling lama. Mercedes-Benz tetap mempertahankan tampilan klasik G-Class yang kotak-kotak.
Terlepas dari tampangnya, G 300 CDI adalah kendaraan off-road sejati. Bodinya kokoh, maklum, mobil ini dibangun dengan rangka kuat dengan lembaran baja setebal 4 mm. Mobil ini mampu menerjang air, pasir, lumpur, atau medan apapun.
Deputy Marketing Director Mercedes-Benz mengutip tagline mobil ini. "There are no obstacles, just challenge (Tidak ada rintangan, hanya tantangan)," katanya.
Tagline tersebut memang cocok dengan trek yang dihadirkan Mercedes-Benz. Trek ini memang dibuat khusus untuk program ini. Mercedes-Benz menghabiskan waktu 30 hari untuk membuat lintasan dengan panjang sekitar 2 kilometer lebih ini.
Masuk tikungan pertama, saya langsung berhadapan dengan turunan 35 derajat yang dilanjutkan dengan belokan tajam ke kanan. Transmisi dipasang di gigi 2. Gas ditekan pelan, mobil melaju dengan tenang.
Tikungan kedua tajam ke kanan kemudian langsung disambut jalur kubangan sepanjang 30 meter dengan dasar batu-batu. Lagi-lagi mobil dengan tenang melaju. Suspensi coil spring dan trailing arm juga terasa enak.
Kemudian saya dihadapkan pada tanjakan lain dengan kemiringan sekitar 45 derajat -- meski ada rekan jurnalis lain yang menyebut sekitar 50 derajat -- yang diteruskan dengan belokan ke arah kanan. Saya memasang gigi low gear di posisi 2. Tiba-tiba Yuma menyuruh saya berhenti. Ia juga meminta saya melepas kaki dari pedal rem maupun gas.
Awalnya saya agak ragu. "Udah gak papa," kata Yuma melihat keraguan saya. Ketika saya melepas kaki dari pedal gas, mobil sama sekali tidak bergerak. Begitu pedal gas ditekan kembali, mobil dengan tenang merambat naik.
Dalam spesifikasinya, G 300 CDI Professional diperkuat mesin 2.987 cc V6. Mesin ini memiliki tenaga maksimum 135 kW @ 3.800 rpm dan torsi puncak 400 Nm pada 1.600-2000 rpm. Ditunjang transimi 5-speed otomatis, G 300 CDI mampu melesat 160 km/jam.
Kehebatan mesin ini saya uji ketika saya harus menghadapi turunan tajam 45 derajat. Gigi dipasang di posisi 1. Lagi-lagi Yuma meminta saya berhenti. Persneling kemudian dimasukkan ke posisi R (mundur), gas ditekan. Eh, dengan enaknya mobil mundur.
Dalam laman resmi Mercedes-Benz, spesifikasi G 300 CDI diklaim memiliki angle of approach 36 derajat dan angle of departure 27 derajat. Sedangkan sudut berputar mencapai 54 persen dengan kemampuan panjat 80 persen.
Karakter off-road G-Class juga kental lewat fitur yang ditanamkan Mercedes-Benz. Kombinasi gerak empat roda (all-wheel drive) permanen, sistem kontrol traksi (Electronic Traction System) 4ETS, EPS, gearbox low range, tiga pilihan differential lock, serta Brake Assist (BA), mobil ini mampu menjinakkan berbagai medan off-road.
"Gak usah mikirin rem, mobil ini bisa melakukan apa saja. Main di pedal gas saja dan perhatikan jalur yang akan dilalui di depan," kata Yuma.
Pengendalian kemudi mobil berbanderol Rp 1,599 miliar (off the road) ini sama sekali tidak sulit. Mercedes-Benz memasang fitur Electro-Hydraulic Power Steering yang membuat saya seperti mengemudikan G 300 CDI ini di jalanan aspal.
Program Mercedes-Benz G-Experience pertama di Asia Tenggara ini memang memuaskan sekitar 200 pecinta off-road Mercedes-Benz dari India, Singapura, Malaysia, Filipina, Bangladesh, Brunei Darussalam, Sri Lanka, Kamboja, Thailand, Nepal, dan juga Indonesia.
Program ini merupakan cara Mercedes-Benz mendekatkan diri dengan konsumennya. "Kami memberikan kesempatan mengalami secara langsung sensasi berkendara dengan membuktikan performa produk Mercedes-Benz. Ini kesempatan merasakan kenyamanan dan performa Mercedes-Benz di jalan yang sulit kekalipun," kata Rudi Borgenheimer, President & CEO Mercedes-Benz.
Sesuai dengan namanya para peserta mendapat kesempatan menguji G-Class milik Mercedes-Benz. Selain Mercedes-Benz 300 CDI Professional (Station Wagon), saya juga mendapat kesempatan menjajal Mercedes-Benz 300 CDI Professioal (Pikap), dan Mercedes-Benz G 55 AMG.
Nah, seperti apa kehebatan Mercedes-Benz G 55 AMG? Simak tulisan berikutnya.
RAJU FEBRIAN