Hyundai Grand Avega (Raju Febrian/TEMPO)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejak pertama kali di dilansir pada gelaran The 19th Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011 di penghujung bulan Juli lalu, saya sudah penasaran dengan Hyundai Grand Avega lansiran PT Hyundai Mobil Indonesia. Rasa penasaran -- kemudian plus iri -- bertambah setelah seorang rekan di kantor bercerita soal Gran Avega yang baru dibelinya.
"Okelah pokoknya. Asik-asik aja," katanya. Walah...
Untunglah, rasa penasaran saya itu akhirnya terobati juga akhir pekan lalu. HMI memberikan saya kesempatan menguji hatchback Grand Avega berkelir Veloster Red yang merupakan satu dari enam warna yang ditawarkan HMI.
Dari sisi tampilan Grand Avega memang berbeda jauh dibandingkan sedan lifback Avega yang sudah dipunyai Hyundai sebelumnya. Desain Desain Fluidic Sculpture -- demikian Hyundai menyebutnya -- membuat tampilan Grand Avega lebih modern dan sangat kental aroma Eropa-nya.
Seorang teman mengatakan sepintas bagian depan Grand Avega mirip-mirip Sport Utility Vehicle (SUV) New Tucson. Garis bodi terlihat jelas dan tegas dari depan hingga belakang. Lampu kabut tampil berani memanfaatkan lekukan bumper depan.
Jika melihat dimensi, menurut saya, Grand Avega lebih mirip saudaranya Hyundai i20. Maklum, secara dimensi, bodi Grand Avega hanya sedikit sedikit lebih besar dibandingkan i20. Dimensi panjang 4.115 mm, lebar 1.700 mm, dan tinggi 1.457 mm, serta jarak wheelbase 2.570 mm.
Desain interior juga tak kalah apik. Masuk dalam kabin, konsep mobil sport terasa kental lewat dominasi warna hitam dengan lis silver di beberapa panel. Kemudi sudah dilengkapi remote control untuk pengaturan CD, MP3 dan USB, atau channel radio.
Tapi dashboard menjadi nilai lebih. Panel instrumen dan audi sangat ergonomis, terutama pemakaian lampu indikasi yang sama dengan Tuscon. Namun kaca belakang terasa kecil dilihat dari kaca spion dalam.
Karena saya mengemudi, fasilitas untuk pengemudi tentunya mendapat perhatian khusus. Ruang kaki pengemudi cukup lega, demikian juga dengan footrest. Ketinggian jok bisa diatur dengan memompa tuas di samping kursi. Nah, jok bagian punggung terasa nyaman karena menahan lekukan badan dengan baik.
Saat kunci diputar, gerungan mesin terdengar sangat halus. Noise dari roda maupun suara dari luar teredam dengan baik.
Keluar dari kantor HMI, saya langsung menuju ke arah jalan tol Lingkar Luar. Melewati kawasan Pondok Indah yang terkenal macet, kendali Grand Avega terasa enak. Putaran kemudi cukup ringan meliukkan bodi mobil di antara mobil-mobil lain.
Lonjakan tenaga yang dihasilkan mesin Gamma 1.4 DOHC berkapasitas 1.396 cc lumayan bertenaga. Catatan spesifikasi Hyundai menyebutkan mesin ini menghasilkan tenaga maksimal 108 PS @ 6.300 rpm serta torsi 13,9 kgm @ 5.000 rpm.
Lantaran bermain di putaran atas, nafas antar gigi Grand Avega cukup panjang. Perpindahan antar gigi -- kebetulan sayang menggunakan Grand Avega dengan transmisi 4 percepatan otomatis ShifTronic -- halus tanda hentakan. Satu tipe lainnya menggunakan transmisi manual menggunakan 5 tingkat percepatan.
Nafas panjang ini membuat Grand Avega nyaman berlari di jalan lurus seperti tol lingkar luar. Kita tinggal bermain dengan kemudi.
Masuk tol Jagorawi saya tergoda untuk menjajal performa mobil ini lebih kencang. Tekanan pedal gas ditambah, speedometer bergerak cepat ke angka di atas 100 km/jam.
Sedikit catatan mungkin diberikan pada desain kaki dan suspensi McPherson Strut w/ Stabilizer (depan) dan Coupled Torsion Beam Axle (Belakang). Duet suspensi ini terasa sedikit limbung ketika mobil digeber di kecepatan di atas 120 km/jam.
Di luar itu? No problem. Jika nafas panjang antar gigi melahap rute lurus, menghadapi tikungan di kawasan Puncak, giliran fitur shiftronic yang membantu. Bertemu tikungan, tuas transmisi digeser ke kiri ke posisi minus (-), kemudian kembalikan ke kanan ke posisi 'D' (Drive) dan mobil melaju lagi.
Sorenya saat kembali menuju Jakarta, hujan deras tiba-tiba turun. "Wah, ini malah bagus," pikir saya. Karena ini justru kesempatan bagi saya menguji rem milik Grand Avega.
Meski tak menggunakan piranti keselamatan standar seperti ABS, EBD atau airbag, penggunaan Ventilated Disk (depan) serta Drum (belakang) cukup mumpuni untuk pengereman. Apalagi jika sedikit bermain dengan engine brake dengan menurunkan tuas transmisi ke posisi bawah.
Besoknya, rekan kantor yang membeli Hyundai Grand Avega bertanya. "Gimana test drive-nya? Asik kan?" tanya dia. Dengan pesaing seperti Kia New Pride, Peugeot 207, dan Ford Fiesta, rasanya Grand Avega yang dibanderol Rp 171,5 juta (tipe GL AT) dan Rp 161,5 juta (tipe GL MT), siap jadi pilihan.
RAJU FEBRIAN
SPESIFIKASI:Mesin: Gamma 1.4 DOHCKapasitas: 1.396 ccTenaga maksimal: 108 PS @ 6.300 rpmTorsi maksimal: 13,9 kgm @ 5.000 rpmTransmisi: 4 speed shiftronic; 5 speed manualSuspensi: McPherson strut with stabilizer (depan), Coupled torsion beamaxle (belakang)Dimensi: 4.115 x 1.700 x 1.457 mmWheelbase: 2.570 mmHarga: Grand Avega GL AT Rp 171,5 juta; MT Rp 161,5 juta