Sepeda motor produksi lokal, Mega Andalan Kalasan (MAK) jenis Vipros X 100 dipajang di ruang pamer PT Mami Fo Perdana, Jalan Raya Solo Kilometer 13 Kalasan, Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Ipoen Saif
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sepeda motor buatan Kalasan, Sleman, belum banyak dukungan seperti mobil Kiat Esemka. Padahal sepeda motor merek MAK itu 90 persen produk lokal kecuali mesin yang masih impor. Lagi pula jika pabrikan kendaraan ini menjadi besar, penyerapan tenaga kerja juga semakin tinggi.
Akibat dukungan yang kurang, sejak diproduksi pada pertengahan 2010 hingga awal 2012 motor ini baru terjual 675 unit. Bandingkan dengan merek lain asal Negeri Sakura yang dalam satu tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 160 ribu unit.
"Padahal targetnya waktu itu terjual 1.000 unit. Tapi saya optimistis, produk sepeda motor lokal ini akan banyak diminati. Tahun ini minimal saya targetkan 3.000 unit terjual," kata General Manager PT Mami Fo Perdana, Hilman Rama Pratama, perusahaan yang memasarkan MAK, Senin, 9 Januari 2012.
MAK yang berarti Mega Andalan Kalasan menelorkan dua varian yaitu Vipros X 100 dan Vipros X 125. Harganya pun jauh lebih murah dari produk Jepang, yaitu Rp 9,45 juta dan Rp 9,9 juta per unit.
Pihak MAK harus berjuang sendirian untuk memperkenalkan produk dan menjualproduknya. Dukungan dari pemerintah berupa kebijakan yang memihak atau setidaknya mempermudah penjualan produk asli bikinan orang-orang Kalasan itu belum terlihat.
Ia menegaskan semua komponen sudah diproduksi di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai dari rangka yang terdiri dari 98 komponen serta bodi yang dibuat di Piyungan Bantul.
"Ada sedikitnya 500 karyawan saat ini terserap," kata dia yang berkantor di Jalan Raya Solo Kilometer 13 Kalasan, Sleman itu.
Meski sudah ada pejabat pemerintah seperti Bupati Sleman Sri Purnomo yang telah membeli, belum ada arahan kebijakan penggunaan sepeda motor lokal ini.
Dukungan pemerintah untuk mengampanyekan produk sepeda motor buatan lokal sangat dibutuhkan. Sebab saat ini masyarakat masih sangat tergantung pada produk sepeda motor buatan luar negeri. Padahal kualitas sama dengan harga jauh lebih murah.
"Jika ada pejabat yang bisa mengampanyekan produk lokal untuk operasional pegawai negeri, itu sangat menolong kami," kata Hilman.
Ia menyatakan jika pemerintah mendukung penuh industri lokal, efek yang muncul akan sangat banyak. Setidaknya ribuan pekerja akan terserap di industri ini. Industri sepeda motor ini sangat kompleks, yaitu memerlukan berbagai komponen yang berbeda dan bisa dikerjakan oleh berbagai spesialis industri rumahan.
"Juga ada kendala minimnya dukungan dari lembaga pembiayaan yang bersedia meng-cover permintaan kredit dari para pembeli," kata dia.
Saat diuji coba, suara mesin Vipros X 100 tidak berbeda dengan produk pabrikan Jepang. Tarikannya pun bisa mengentak. Cat untuk bodi yang jumlah warnanya ada lima macam itu juga terlihat halus dilapisi antigores.
"Tarikannya tidak beda dengan produk Jepang," kata Erfan L, salah seorang yang mencoba menggunakan MAK.
MUH SYAIFULLAH
Berita terkait:Tawon dan Transformer Banten Sengat Esemka JokowiMenteri Berharap Mobil Esemka Dikomersialkan 2013Perakit Kiat Esemka Berharap BeasiswaRumah Dinas Jokowi Jadi Showroom Mobil Esemka