Lexus Indonesia Principal Johnny Darmawan (kanan) bersama Managing Officer Toyota Motor Corporation Kazuo Ohara (2 kiri) dan Vice President PT Toyota Astra Motor Hideuyuki Imai (kiri) mengacungkan jari pada peluncuran empat varian baru Lexus di Jakarta, Rabu (13/6). ANTARA/Audy Alwi
TEMPO.CO, Jakarta - Hingga Juni tahun ini PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah mengekspor 29.651 unit kendaraan utuh (CBU). Artinya, jumlah ini naik 90,3 persen dan melampaui pencapaian ekspor tahun lalu pada periode yang sama.
“Tahun lalu kami hanya mengekspor 15.338 unit. Tapi peningkatan ekspor ini sudah kami perhitungkan dan juga on-track. Bukan sesuatu yang tiba-tiba melonjak,” kata Kepala Urusan Eksternal TMMIN, Irwan Priyantoko, Kamis, 19 Juli 2012.
Untuk Juni saja TMMIN mengekspor 3.626 unit kendaraan, atau naik ketimbang pencapaian periode serupa tahun lalu yang hanya mengekspor 1.675 unit. TMMIN tidak hanya mengekspor secara CBU, tapi juga mengekspor mesin dan kendaraan terurai (CKD) ke sejumlah negara seperti Vietnam dan India.
Toyota mengekspor kendaraan secara CBU untuk merek Innova dan Fortuner ke sejumlah negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Lonjakan volume ekspor ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari negara-negara tujuan.
“Tren orang-orang di sana sekarang ingin mobil yang murah, tahan banting, dan berukuran besar,” ujarnya. Karena itulah, Toyota juga menyesuaikan spesifikasi jenis kendaraan yang diminati di masing-masing negara tujuan ekspor.
Meski volume ekspor meningkat, TMMIN belum berencana merambah pasar baru di negara lain. Saat ini TMMIN masih ingin fokus meningkatkan ekspor ke negara yang sudah menjadi market.
Secara umum pabrik TMMIN berkapasitas 120 ribu unit per tahun. Dari produksi itu komposisinya terbagi untuk domestik sebanyak 70 persen dan ekspor 30 persen. Sedangkan beberapa tahun ke depan TMMIN berencana menambah porsi ekspor menjadi 50 persen dari kapasitas yang ada.
“Toyota melihat potensi domestik memang cukup besar. Tapi, bagi kami, bagaimana supaya industri otomotif kuat secara global. Jangan sampai seperti 1998 ketika penjualan anjlok dan produksi kami hanya 15 ribu unit karena industri tidak kuat,” kata Irwan.
ROSALINABerita Terpopuler:Sejoli Pegawai Negeri Ketahuan Mesum di Toilet Setelah 15 Tahun, PT Dirgantara Kini Buka LowonganPengurus Golkar Tak Kompak Soal Pemecatan KallaNissan Juke Indonesia Kena RecallAkbar: Pemecatan Kalla Bisa BlunderAngelina Sondakh Menikah di Rutan KPK?Hati-hati Gunakan Kata ''Butuh'' di Malaysia Partai Demokrat Dinilai Sumbang Kekalahan FokeKubu Hendardji-Riza Bertamu ke Rumah Jokowi