TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat menargetkan nilai ekspor mobil murah dan ramah lingkungan (low-cost green car/LCGC) bisa mencapai 30 persen dari angka total produksi selama lima tahun mendatang. 

Target ini naik dua kali lipat angka yang dicanangkan saat ini (16 persen). "Saya sudah meminta semua produsen meningkatkan ekspornya," kata dia setelah meresmikan ekspor perdana LCGC di Daihatsu Karawang Assembly Plant, Jawa Barat, Senin, 3 Februari 2014.

Hidayat mengatakan, setelah PT Astra Daihatsu Motor mengekspor LCGC Agya dan Ayla ke Filipina, ada empat negara lain di Asia yang akan menjadi tujuan ekspor selanjutnya, antara lain Malaysia. 

Para produsen, kata dia, saat ini tengah menjajaki potensi ekspor ke Afrika dan Amerika Selatan. Dalam lima tahun ke depan, Hidayat berharap semua varian LCGC menggunakan 100 persen komponen produksi dalam negeri. "Karena kita sudah mempunyai teknologinya."

Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sudirman M. Rusdi, mengatakan perseroan akan memulai ekspor perdana mobil murah model LCGC (low-cost green car) berbasis Agya ke Filipina. "Kami targetkan 6.000 unit yang akan diekspor pada tahun ini," katanya.

Menurut Sudirman, Astra Daihatsu menargetkan perusahaan akan mengekspor mobil Agya sebanyak 500 unit untuk tahap pertama setiap bulan. Astra Daihatsu Motor merupakan agen pemegang merek Daihatsu di Indonesia dan merupakan anak usaha PT Astra International Tbk. 

Pabrik Daihatsu memproduksi mobil "kembar" Daihatsu Ayla dan Toyota Agya, yang merupakan mobil murah keluaran grup Astra. PT Toyota Astra Motor, agen pemegang merek Toyota di Indonesia, juga merupakan anak usaha Astra. (Lihat juga: Toyota dan Suzuki Segera Susul Ekspor Mobil Murah).

ALI HIDAYAT

Berita LainEkspor Mobil Murah Resmi Mulai Hari iniDi Filipina, Mobil Murah Agya Bernama Wigo  Toyota dan Suzuki Segera Susul Ekspor Mobil Murah  Laba Honda Melonjak Dua Kali Lipat  Pasar Mobil Murah di Filipina Sangat Menjanjikan  Ekspor Mobil Murah, Suzuki Masih Negosiasi