Executive Vice President Toyota Motor Corporation Yukitoshi Funo (kiri), Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (2kiri), Dirut Astra International, Prijono Sugiarto (3kiri) pada pengumuman kolaborasi Astra Toyota Agya dan Astra Daihatsu Ayla di Jakarta, Rabu (19/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Jongkie D. Sugiharto, memprediksi akan terjadi pergeseran pasar mobil di kelas multi-purpose vehicle (MPV). Menurut dia, kehadiran kendaraan dengan harga terjangkau dan hemat energi (KBH2) akan membentuk pasar baru dan menggerus pasar MPV.
"Pasar MPV akan tetap menjadi paling besar, tapi terjadi pergeseran ke KBH2. Permintaan KBH2 akan banyak tahun ini. Tahun lalu saja baru empat bulan sudah 51 ribu, tahun ini pasti akan meningkat. Segmen 4x2 mungkin akan turun karena KBH2 membuka pasar baru yang belum ada," katanya di Hotel Mulia, Senayan, Rabu, 5 Februari 2014.
Gaikindo menargetkan 120 ribu mobil murah akan terjual pada 2014. Jongkie menilai harga mobil yang relatif terjangkau dan kapasitas penumpang yang mencapai lima orang menjadi daya tarik konsumen Indonesia. Namun Jongkie juga menegaskan bahwa segmen kendaraan niaga juga akan tumbuh tahun ini seiring pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor riil.
Vice President Frost & Sullivan, Vivek Vaidya, mengatakan mobil murah akan mendongkrak penjualan tahun ini. Ia memprediksi penjualan mobil ini akan mencapai 125 ribu unit. "Mobil jenis ini tidak hanya menarik untuk pasar domestik tapi juga untuk pasar ekspor. Jangan kaget jika mobil murah akan menjadi kontributor ekspor karena jenis mobil ini laku di negara seperti Laos, Kamboja, Amerika Selatan, atau Afrika," katanya.
Berdasarkan data Frost & Sullivan, Toyota Agya merupakan mobil terlaris tahun lalu dengan penjualan 16.815 unit. Daihatsu Agya mengekor di belakangnya dengan 14.264 unit. Adapun Brio Satya terjual 11.592 unit, sementara Suzuki Wagon R terjual 8.500 unit.
ANANDA TERESIA
Baca juga:Gita Wirjawan Nyapres, Australia Terancam?Nadella Datang, Bill Gates Pun HengkangSatya Nadella, CEO Baru MicrosoftDirjen Pajak Mengeluh Pegawainya Kurang Banyak