Honda Brio Satya dalam peluncurannya, di Jakarta, Rabu (11/9). TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Denpasar - PT Honda Prospect Motor (HPM) mengaku mengalami kerugian pada penjualan mobil murah dan ramah lingkungan. "Kami terus merugi karena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah," ujar Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual HPM Jonfis Fandy di Denpasar, Bali, Jumat, 29 Agustus 2014.
Jonfis mengatakan, sebagai produsen mobil murah, Honda kesulitan menyesuaikan harga penjualan mobil murah. "Kami tidak bisa menaikkan harga mobil karena inflasi menjadi penentu kenaikan harga," ujarnya. (Baca: Renault–Nissan Siapkan Mobil Rp 30 Jutaan )
Namun Jonfis enggan menyebutkan angka kerugian yang diterima para produsen mobil murah. "Yang pasti, risiko kami lumayan besar. Apalagi selisih dolar Amerika di awal kemarin dengan sekarang cukup jauh berbeda."
Kendati mengalami kerugian, Honda memastikan akan tetap memproduksi mobil murah. "Kami tidak batasi jumlah produksi sejauh ini. Kami hanya akan mengatur jumlah produksi sehingga tidak mengalami kerugian," tutur Jonfis. (Baca: Tata Nano, Mobil Murah yang Mulai Berbenah)
Pada semester pertama 2014, PT Honda Prospect Motor membukukan pertumbuhan penjualan hingga 168 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu. Jonfis Fandy mengatakan pertumbuhan penjualan Honda merupakan yang tertinggi dibanding lima besar merek otomotif lain di Indonesia. "Sekaligus membawa Honda naik ke posisi ketiga di pasar otomotif Indonesia pada Juni 2014," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 Juli 2014. (Baca: Penjualan Mobil Honda Raih Kenaikan Tertinggi)
AMOS SIMANUNGKALIT
Terpopuler:Mobil Konsep Ini yang Mejeng di IIMS 2014 Mobil Mewah Ini Ramaikan IIMS 2014 Avanza Luxury Tetap Incar Pasar Menengah-Bawah Unimog, Mobil Militer untuk Angkutan Logistik BIC Gelar Bandung Lautan BlazerPorsi Ekspor LCGC Ditambah hingga 30 Persen