Para pengunjung memadati sebuah stan Honda saat berlangsungnya pembukaan pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di JiExpo, Jakarta, 18 September 2014. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Semarang - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diperkirakan memukul banyak sektor industri, salah satunya otomotif. Penjualan mobil diperkirakan akan menurun lantaran kenaikan harga BBM itu.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengaku sudah mendiskusikan masalah ini dengan Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo). "Tapi belum bisa bicara angka," kata Saleh di Semarang. Sebelumnya, Gaikindo menetapkan target penjualan mobil 1,25-1,3 juta unit hingga akhir 2014. (Baca: Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500)
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Anshari Bukhari mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan menurunkan penjualan mobil berkapasitas mesin besar. Menurut Anshari, masyarakat akan memilih membeli mobil bermesin di bawah 1.500 cc atau mobil low-cost green car (LCGC). "LCGC kemungkinan akan meningkat penjualannya," ujarnya.
Pada Senin, 17 November 2014, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Harga Premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, sedangkan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. (Baca juga: Di Daan Mogot, Mobil Mewah Ikut Ngantre BBM Murah)
HUSSEIN ABRI YUSUF
Berita TerpopulerBeda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM Di Negara Ini Harga BBM Turun Tapi Tetap MahalBegini, Alasan Harga BBM Dinaikkan pada November Harga BBM Naik, JK Hubungi Ical dan SBY