Elanto Wijoyono memberhentikan laju konvoi motor gede (moge) di perempatan Condong Catur, Yogyakarta, 15 Agustus 2015. Selain melanggar lalu lintas, menurut Elanto, aksi konvoi moge juga telah menggangu pengendara jalan raya lainnya. youtube.com
TEMPO.CO, Jakarta - Pemberitaan insiden rombongan Harley-Davidson di Yogyakarta beberapa hari silam menciptakan kesan negatif terhadap pengendara sepeda motor gede (moge) itu. Meski begitu, kondisi itu tidak sampai mempengaruhi penjualan Harley-Davidson. "Tak ada pengaruh terhadap penjualan sama sekali," ujar Adnan Martin, marketing Mabua Harley-Davidson, Kamis, 20 Agustus 2015.
Martin menyayangkan peristiwa penghadangan rombongan moge di Yogyakarta. Menurut dia para pengendara moge punya hak dan kewajiban yang sama di jalanan. "Acara itu tidak sembarang berdiri. Kami juga sudah mengurus bermacam-macam izin," kata Martin. "Mungkin orang-orang mikirnya jadi macam-macam. Padahal kita sudah dikawal."
Menurut Martin, para pengendara moge juga sudah mendapat pelatihan tentang aturan mengendarai sepeda motor di jalanan. "Kami sudah memberikan pelatihan safety riding kepada konsumen setiap hari Minggu pada pekan terakhir di tiap gerai yang kami punya," tuturnya. Latihan tersebut melibatkan instruktur Harley-Davidson yang didatangkan Mabua. Selain berlatih berkendara, acara itu digunakan sebagai ajang kumpul pengguna baru.
Sebelumnya, pengendara sepeda asal Yogyakarta, Elanto Wijoyono, menghadang konvoi Harley-Davidson disertai pengawalan polisi yang hendak melintasi lampu merah. Ia menilai rombongan tersebut tidak punya dasar melakukan konvoi dengan pengawalan dan mengabaikan lampu lalu lintas.
BINTORO AGUNG S.