Pereli Indonesia, Rifat Sungkar. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Bandung - Layanan transportasi ojek berbasis aplikasi, Go-Jek, menggandeng pembalap nasional Indonesia Rifat Sungkar untuk mengajarkan para pengemudi Go-Jek safety riding. "Kami ada pelatihan dengan Rifat Sungkar, full dengan seluruh organisasi yang dibina Rifat Sungkar," kata CEO Go-Jek Nadiem Makarim di Bandung, Selasa, 25 Agustus 2015.
Nadiem mengatakan pihaknya juga memberikan sertifikat kepada para pengemudi yang telah menjalani pelatihan safety riding. "Untuk sertifikasi training bagi driver namanya private driver life. Agar para driver punya mindset cara berkendara yang baik dan aman," ucapnya.
Selain sertifikasi, para driver yang telah menjalani training juga akan mendapatkan asuransi. Kebijakan tersebut diberikan tanpa syarat dan embel-embel setelah pengemudi bergabung dengan Go-Jek. "Untuk membangun mindset kalau ojek itu aman," ujarnya.
Setelah sukses di Jakarta, Go-Jek merambah Bandung. Namun hingga kini izin operasi Go-Jek menuai protes dari para pengusaha angkutan umum.
Protes itu membuat Nadiem bingung. Menurut dia, pihaknya tak terjun ke bisnis transportasi, melainkan hanya menyediakan aplikasi bagi tukang ojek. "Go-Jek hanya penyedia aplikasi. Kami enggak ada isu ingin 100 persen legal," kata Nadiem.
Bila ojek bukan transportasi resmi, maka dia meminta pemerintah merazia ojek di Indonesia. Dengan aplikasi Go-Jek, menurut Nadeem, masyarakat yang ikut bergabung dipastikan tidak akan kaget dalam mengikuti perkembangan transportasi yang semakin maju.
PUTRA PRIMA PERDANA