Perakitan mobil di PT Astra Daihatsu Motor. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha asal Prefektur Aichi, sentra industri komponen kendaraan dan manufaktur di Jepang, mengincar investasi di Indonesia. Menurut Gubernur Aichi, Hideaki Ohmura, para pengusaha di wilayahnya memandang Indonesia sebagai pasar yang sangat penting. "Tahun lalu saja, penjualan mobil mencapai 1,2 juta unit," kata Ohmura di kantor Kementerian Perindustrian, Rabu 21 Oktober 2015.
Di Prefektur Aichi, terdapat ratusan perusahaan komponen yang membangun pabrik antara lain Toyota dan Denso. Ohmura mengatakan pada 2014 terdapat 164 perusahaan dari Aichi yang menanamkan modal di Indonesia. Menurut dia jumlahnya naik dua kali lipat dibandingkan beberapa periode sebelumnya. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, investasi Jepang di Indonesia pada 2014 menduduki peringkat kedua setelah Singapura dengan nilai US$ 2,7 miliar dengan 1.010 proyek. Kebanyakan di sektor otomotif.
Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta Jepang untuk meningkatkan investasi di sektor otomotif, khususnya industri komponen. Ekspansi bisnis ini, kata Saleh, harus dilakukan dengan menggandeng perusahaan lokal. Saleh juga menawarkan baja hilir buatan produsen dalam negeri. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, juga meminta agar investasi yang masuk menciptakan nilai tambah. “Industri komponen memberi keuntungan bagi kedua negara," ujarnya.
Menurut Putu, Jepang dapat menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk pasar global sekaligus memanfaatkan pasar domestik yang terus tumbuh. Sebaliknya, struktur industri Indonesia diharapkan akan semakin kuat, setelah tercipta lapangan kerja dan transfer teknologi dari investor Jepang. Putu juga menyebut beberapa pabrikan otomotif Jepang yang siap menambah investasi di Indonesia seperti Mitsubishi yang bakal memperluas produksi truk Fuso dan Toyota yang akan mengalirkan dana Rp 20 triliun dalam lima tahun ke depan.
AMIRULLAH