Sejumlah pembalap melaju saat perlombaan kelas 250 cc Yamaha Sunday Race di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, 15 November 2015. Renca digelarnya ajang MotoGP 2017 di Sentul disambut gembira oleh manajemen Sentul yang akan bergerak cepat untuk merenovasi sirkut Sentul dengan standar Internasional. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jerez - Harapan Indonesia masuk kalender MotoGP 2017 belum menuai hasil. Sidang umum Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) di Jerez, Frontera, Spanyol, pada 20-22 November 2015 tak membahas kepastian Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP.
"Yang dibahas hanya kegiatan FIM 2015 dan 2016," kata Nanan Soekarna, Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), melalui pesan pendek dari Spanyol.
Nanan dan Frans Tanujaya, Kepala Biro Roda Dua IMI, diundang FIM mengikuti sidang yang menghadirkan 112 negara tersebut. Sidang adalah rangkaian FIM Gala Ceremony atau upacara penutupan lomba olahraga sepeda motor musim 2015 sekaligus pemberian penghargaan pembalap terbaik. "Sidang itu hanya mengumumkan kalender MotoGP 2016," ucap Frans, pagi tadi.
FIM adalah induk organisasi yang memberi homologasi atau persetujuan terhadap sebuah negara masuk dalam kalender MotoGP. Itulah yang membuat Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meneken letter of intention (LOI) atau kontrak perjanjian bisnis dengan Dorna Sports SL, penyelenggara MotoGP, untuk ditunjukkan dalam sidang FIM.
Pemerintah menganggap LOI akan membuat Indonesia mendapat persetujuan FIM dalam sidang. Jadi negara lain yang masih berminat menjadi tuan rumah, seperti Thailand, Kazakhstan, Brasil, Cile, dan Finlandia, tak lagi berpeluang menggeser posisi Indonesia. "Kalau sudah ada LOI, negara-negara lain terkunci," ujar Gatot S. Dewabroto, juru bicara Kementerian Olahraga, sebelumnya.
Dengan demikian, tak dibahasnya Indonesia dalam sidang tersebut di luar perkiraan pemerintah. Kondisi ini menunjukkan Indonesia belum aman menjadi tuan rumah MotoGP 2017. Hal itu pun diakui Nanan. Ia menuturkan Indonesia masih bisa tersingkir bila tak menjaga komitmennya menyelenggarakan MotoGP.
Komitmen itu di antaranya merenovasi Sirkuit Sentul karena tak laik kejuaraan tersebut. Sesuai dengan taksiran pemerintah, perbaikan Sentul membutuhkan biaya sekitar Rp 200 miliar. Sayangnya, pemerintah hanya mampu menyediakan dana Rp 5 miliar untuk renovasi pada 2016. "Thailand sudah paling siap mengambil alih," kata Nanan.
TRI SUHARMAN