Pembalap Jorge Lorenzo (tengah) bergembira bersama pembalap Marc Marquez (kiri) yang keluar sebagai juara kedua dan Dani Pedrosa (kanan) juara ketiga usai berlaga di ajang MotoGP Valencia di Spanyol, 8 November 2015. REUTERS
TEMPO.CO, Jerez - Sidang umum Federation Internationale de Motocyclisme atau Federasi Balap Motor Dunia (FIM) di Jerez, Frontera, Spanyol, pada 20-22 November 2015, tak membahas kepastian Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP 2017. Nanan Soekarna, Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), menyatakan tuan rumah MotoGP 2017 baru akan diputuskan akhir tahun ini. "FIM nantinya tinggal accept saja," kata Nanan melalui pesan pendek dari Spanyol.
Nanan dan Frans Tanujaya, Kepala Biro Roda Dua IMI, diundang FIM mengikuti sidang yang menghadirkan 112 negara tersebut. Sidang adalah rangkaian FIM Gala Ceremony atau upacara penutupan olahraga sepeda motor pada musim 2015 sekaligus pemberian penghargaan pembalap terbaik.
Dorna Sports SL, penyelenggara MotoGP, menjanjikan satu slot kalender MotoGP 2017 kepada Indonesia pada Mei lalu. Namun janji Dorna tergantung sidang FIM lantaran organisasi itulah yang memberi homologasi atau persetujuan terhadap sebuah negara masuk dalam kalender MotoGP.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi telah meneken Letter of Intention (LOI) atau kontrak perjanjian bisnis dengan Dorna Sports SL, sebagai syarat komitmen Indonesia menjadi tuan rumah. Pemerintah berharap Dorna menunjukkan LOI tersebut dalam sidang FIM. Sehingga negara lain yang masih berminat menjadi tuan rumah seperti Thailand, Kazakstan, Brasil, Cile, dan Finlandia, tak lagi berpeluang menggeser posisi Indonesia.
Nanan mengatakan Dorna memang menyampaikan Indonesia bakal masuk kalender MotoGP 2017 dalam sidang FIM. Namun sidang tak mengatur agenda untuk membahasnya. Nanan lantas mengingatkan agar Indonesia menjaga komitmennya untuk menjadi tuan rumah, "Kalau tidak, bisa diambil alih Thailand," ujarnya.
Thailand sejak awal paling ngotot menjadi tuan rumah MotoGP. Mereka memiliki Chang International Circuit yang sudah digunakan Dorna untuk menggelar kejuaraan dunia Superbike pada tahun ini. Namun mereka disingkirkan Indonesia pada lelang Mei lalu. Peluang Thailand masih terbuka bila Indonesia tak mampu merenovasi Sirkuit Sentul lantaran Dorna menganggapnya tak laik MotoGP.
Sesuai taksiran pemerintah, Sentul membutuhkan biaya sekitar Rp 200 miliar. Sayangnya Kementerian Pemuda dan Olahraga hanya menyediakan dana Rp 5 miliar untuk renovasi pada 2016. Menteri Imam Nahrawi maupun Direktur Utama Sirkuit Sentul Tinton Soeprapto berjanji bakal menggaet pengusaha untuk mencukupkan dana renovasi tahun depan, "Semoga saja ada terobosan kreatif untuk mendukung semua ini," ujar Nanan.
TRI SUHARMAN