Logo Ford Motor Company yang menarik 4.5 juta kendaraannya produksi 1995-2003.
TEMPO.CO, London - Dua pabrikan otomotif terbesar di Amerika, Ford Motor Company dan General Motors (GM), bersaing ketat merebus pasar Eropa. Mereka melakukan kampanye besar-besaran untuk mengembalikan profitabiltas. "Selama 11 bulan pertama tahun lalu kami telah menjual lebih dari 300 ribu unit," klaim Chief Financial Officer Ford Eropa, Lyle Watters seperti dikutip Autimotive News Eropa, Senin, 4 Januari 2016.
Dengan capaian itu, Ford menduduki posisi teratas sebagai merek terlaris di Inggris. Setelah itu disusul Vauxhall GM yang mencapai 25 ribu unit kendaraan. Menurut catatan U.K.'s Society of Motor Manufacturers and Traders Vauxhall GM menjadi produsen mobil kedua terlaris di Eropa.
Dalam sejarahnya, Ford dan GM memang mendominasi penjualan mobil di Inggris. GM tercatat membeli Vauxhall pada 1925. Sementara Ford mulai membuat mobil pada 1911.
Ford terus memegang posisi teratas. Masalah ini yang membuat Vauxhall berpikir keras untuk meningkatkan penjualan tanpa membuat merek mobil menjadi murahan.
Kondisi ini berdampak pada perselisihan antara Direktur Vauxhall, Tim Tozer dengan bosnya di Eropa. Hingga akhirnya membuat Tozer memutuskan untuk mengundurkan diri. "Mereka ingin dia mengejar target, sementara dia tidak ingin mengejar,” kata sumber Automotive.
Sebelum mengundurkan diri, Tozer mengatakan bahwa Inggris adalah pasar yang menguntungkan. Dalam dua tahun terakhir nilai tukar pound telah menguat terhadap euro. Mata uang memang digunakan oleh negara-negara yang membangun sebagian besar pasar Ford dan Vauxhall dan sebagian besar mobil untuk Eropa.
Mereka biasanya melakukan peningkatan penjualan ke pelanggan dengan skema keuangan AS. Skema itu terinspirasi dari pembayaran terjangkau melalui suku bunga rendah.
Sementara juru bicara Vauxhall yang enggan disebut namanya mengaku bahwa pihaknya memang tidak berupaya untuk menjual mobil secara murah untuk mengambil banyak margin. "Kami akan menyenggol Ford cukup sulit tahun depan."
Sementara itu, Analis IHS Automotive, Ian Fletcher mengatakan bahwa Ford dan GM langkah kedua produsen itu seperti mengorbankan keuntungan jangka panjang untuk keuntungan jangka pendek.
Seorang juru bicara Ford Inggris juga mengatakan saat ini pihaknya memberlakukan kebijakan mengurangi eksposur untuk bisnis nilai rendah seperti armada sewa harian. Angka ritel untuk tahun 2015 sampai November menyumbang 45 persen dari penjualan, dekat dengan rata-rata pasar 44 persen untuk periode yang sama.
Angka ini didorong oleh subkompak Fiesta, mobil terlaris di Inggris, yang mengambil pangsa 6,6 persen dari pasar ritel pada periode yang sama, kata perusahaan itu. Vauxhall tidak mengungkapkan angka, tetapi secara tradisional dijual proporsi yang jauh lebih besar untuk armada.
AUTOMOTIVE NEWS | AVIT HIDAYAT