Wuling Hong Guang| Autoevolution
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal terus mengawal realisasi investasi perusahaan otomotif asal Cina, PT Saic General Motor Wuling (SGMW). Dorongan realisasi investasi ini dianggap penting karena rasio antara rencana investasi dan realisasi investasi dari Cina masih rendah.
“Investasi Wuling memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, antara lain penyediaan lapangan kerja dan memberikan rasa optimisme kepada investor Cina lainnya untuk datang berinvestasi ke Indonesia,” kata Ketua BKPM Franky Sibarani dalam siaran persnya, Kamis, 7 Januari 2016. Dia mengatakan itu sesuai melakukan pertemuan dengan manajemen PT SGMW di kawasan industri Delta Mas, Cikarang, Kamis 7 Januari 2016 ini.
Pertemuan tersebut dilakukan sebagai upaya BKPM untuk memfasilitasi beberapa konsen perusahaan terkait rencana mereka merealisasikan investasinya di Indonesia. Pabrikan otomotif yang sahamnya berasal dari Hongkong tersebut memiliki rencana investasi hingga US$ 397,4 juta (sekitar Rp 4,9 triliun dengan kurs dolar Amerika Rp 12.500) dan telah direalisasikan secara bertahap sebesar US$ 43,5 juta. “Pemerintah saat ini terus mendorong agar Indonesia menjadi basis produksi industri otomotif di ASEAN,” kata Franky.
Secara umum, rasio realisasi investasi dari Cina dianggap masih rendah yakni 7 persen. Dorongan realisasi investasi Wuling ini diharapkan bisa mendong investor Cina lainnya untuk merealisasikan investasi mereka.
Rencana investasi Cina selama 2015 mencatatkan nilai tertinggi mencapai Rp 277 triliun. “Karena itu, Cina butuh success story untuk meningkatkan rasio realisasi investasi tersebut. Diharapkan Wuling dapat menjadi bagian dari success story investasi Cina di Indonesia,” kata Franky.
Investasi Wuling di Indonesia direncanakan untuk membangun pabrik otomotif untuk kendaraan berjenis MPV dengan kapasitas mencapai 84 ribu dan 36 ribu unit, serta industri penunjang yakni suku cadangnya. Franky optimistis dengan dukungan kementerian teknis terkait, investasi dari Wuling dapat terus direalisasikan sesuai rencana investasinya.
BKPM mencatat antara periode Januari-September 2015, realisasi investasi sektor industri kendaraan roda empat dan suku cadangnya, tumbuh 7 persen sebesar US$ 1,4 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 1,3 miliar.
Sementara itu pada periode yang sama, komitmen investasi di sektor tersebut tercatat sebesar US$ 851 juta atau tumbuh 39 persen dibandingkan tahun 2014 sebesar US$ 611 juta. Nilai realisasi investasi hingga triwulan III 2015 meningkat 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Termasuk realisasi investasi Tiongkok periode Januari-September 2015 sebesar US$ 406 juta atau tumbuh 24 persen.
Berdasarkan data International Organization of Motor Vehicle Manufacturers, rasio kepemilikan mobil di Indonesia yaitu sekitar 77 unit per 1.000 penduduk, sementara di Malaysia sekitar 397 unit per 1.000 penduduk. “Melihat jumlah rasio kepemilikan mobil tersebut menunjukkan bahwa peluang pasar mobil di Indonesia masih sangat besar,” kata Franky.
AMIRULLAH