Communication Director PT Ford Indonesia Lea Kartika, dalam acara Ford Driving Skills for Life di Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2015
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Komunikasi PT Ford Motor Indonesia Lea Kartika Indra mengatakan penutupan bisnis Ford di Indonesia merupakan hasil dari proses yang panjang. Ford selama ini berkomitmen melayani strukturisasi dan dinamika pasar yang ada. Namun, di beberapa negara, terlihat perkembangan pasar Ford tidak efektif.
"Dinamika pasar kami di beberapa negara tercatat tidak mencapai path yang diharapkan," ujarnya kepada Tempo saat dihubungi di Jakarta, Senin, 25 Januari 2016.
Kendati demikian, Lea memastikan para pengguna mobil Ford di Indonesia tetap akan memiliki akses terhadap suku cadang dan garansi seperti sebelumnya. Namun, soal bentuk dan metodenya, hingga kini masih dalam proses penentuan.
"Kami mulai tutup rencananya menjelang akhir 2016, bukan sekarang juga. Saat ini kami masih membahas bentuk pelayanan pelanggan setelah tutup nanti," tuturnya.
Baca: Kalah Bersaing, Ford Juga Hengkang dari Jepang
Senin, 25 Januari 2016, PT Ford Motor Indonesia (FMI) tiba-tiba mengumumkan rencana penutupan kegiatan di Indonesia. Bukan hanya proses penjualan, semua aktivitas dealer juga dihentikan. Penghentian tersebut rencananya dimulai menjelang akhir 2016.
Lewat situs resminya, Ford mengatakan akan tetap berkomitmen melayani pasar global. Perusahaan itu sekaligus merestrukturisasi secara agresif bagian-bagian bisnis yang tidak memiliki jalur beralasan dalam mencapai pertumbuhan penjualan dan keuntungan yang berkesinambungan. "Khususnya di negara-negara di mana dinamika pasar yang ada tidak memungkinkan kami dapat bersaing secara efektif," kata pejabat Ford.
Setelah mempelajari secara saksama setiap opsi yang memungkinkan, kata dia, tidak ada jalur menuju keuntungan yang berkesinambungan di Indonesia. Karena itu, Ford akan menghentikan seluruh operasi di Indonesia sebelum akhir 2016 dan mengkonsentrasikan sumber daya yang ada di tempat lain.
INGE KLARA SAFITRI