Pebalap Indonesia Rio Haryanto berpose dengan pialanya saat jumpa pers di kantor Kemenpora, Jakarta, 27 Januari 2016. Meski nasibnya berlaga di Formula 1 (F1) belum jelas, Rio tetap antusias menyambut kesempatan tampil di ajang bergengsi tersebut. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Mimpi Rio Haryanto berlaga di Formula 1 belum sepenuhnya terwujud. Masalah dana menghalangi langkah pembalap Indonesia, 23 tahun, ke ajang balap tercanggih dunia itu. Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi belum menyerah untuk membantu Rio.
"Kami masih terus berusaha menyakinkan Kementerian Keuangan, Dewan Perwakilan Rakyat untuk tambahan dana karena ternyata tidak sedikit," ujar Imam saat dicegat di komplek Istana Negara, Kamis, 4 Februari 2016.
Untuk bisa membalap di kejuaraan Formula 1 2016, Rio harus bisa memperoleh kursi pembalap di tim Manor F1. Namun, Manor memberikan status Pay Driver terhadap Rio. Dengan kata lain, kursi itu baru bisa dimiliki Rio apabila bisa membayarnya.
Manor menghargai kursi untuk Rio 15 juta euro (setara Rp 225,69 miliar). Rio, baru bisa menyediakan uang kurang lebih 75 persennya. Dengan kata lain, Rio masih harus berjuang mencari sponsor tambahan. Di saat bersamaan, lima pembalap lain juga mengincar kursi Rio.
Persoalan yang paling mendesak untuk saat ini, kata Menpora, Rio harus membayar uang muka minimal sebesar 3 juta euro terakhir pekan ini. Namun, hingga saat ini tim manajemen Rio belum bisa membayarnya karena dana dari Pertamina sebesar 5,2 juta euri maupun dari Menpora yang diberikan lewat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebesar Rp 100 miliar, belum bisa dicairkan.
Walaupun waktu tersisa semakin mepet, Menteri Imam belum menyerah mendukung Rio. "Tetapi kami masih tertahan," ujarnya.
ISTMAN MP