Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga menyumbangkan Rp 262 juta untuk pembalap Indonesia pada Formula 1, Rio Haryanto. Dana tersebut dikumpulkan secara sukarela dari semua pegawai di lingkungan Kementerian. Duit dikumpulkan dari menteri hingga satuan pengamanan yang menyisihkan uangnya demi Rio Haryanto.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan tak ada pemaksaan apalagi pemotongan gaji bawahannya untuk mengumpulkan dana ini. Pegawai negeri sipil, kata dia, gajinya kecil. “Kalau dipotong, bisa menangis mereka,” kata Imam dalam acara “Solidaritas Merah Putih untuk Rio Haryanto” di kantornya, Senin, 7 Maret 2016.
Ia mengatakan penggalangan dana ini merupakan bentuk tradisi bangsa Timur, yakni gotong-royong. Imam mengatakan tradisi ini berlaku untuk siapa pun anak Indonesia yang membawa nama baik Indonesia ke dunia internasional. “Ini juga enggak akan mengurangi jatah atlet yang lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Imam Nahrawi menyatakan penggalangan dana untuk membantu pembalap nasional Rio Haryanto melalui pemotongan gaji para pekerja di instansinya bersifat pribadi. Kebijakan ini tidak dipaksakan.
"Saya bukan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Saya tidak dapat memaksa pegawai negeri sipil untuk menyerahkan gajinya. Jadi ini sukarela dan akan menjadi kewenangan individu," tuturnya di gedung DPR, Jakarta, Rabu, 2 Maret 2016.
Menurut Imam Nahrawi, inisiatif ini sebelumnya telah mendapatkan sambutan positif dari para pejabat Kemenpora, yang terlebih dulu dimintai pendapat kemudian ditawarkan kepada semua jajaran instansi itu.
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Sakhyan Asmara mengatakan tugas Rio hanya berkonsentrasi dalam persiapan pertandingan. “Kekurangan dana biar kami saja yang pikirkan,” ucapnya.
Sakhyan sebagai penanggung jawab penggalangan dana mengatakan total uang tunai yang terkumpul dari pegawai di Kemenpora Rp 173 juta. Adapun dana sebesar Rp 89 juta terkumpul saat acara berlangsung. Dana itu berasal dari kantong pribadi Menteri Imam, Sekretaris Kementerian Alfitra Salam, Kepala Komunikasi Publik Gatot S. Dewa Broto, beberapa staf ahli, dan staf khusus.
TRI ARTINING PUTRI