Ferarri California T dilengkapi dengan fitur mode percepatan mesin dengan tujuh tingkat transmisi majunya. Mode Comfort cukup memanjakan dan memudahkan pengendara sehingga mobil dapat melaju cukup lembut namun tetap bertenaga. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Walau dirancang sebagai kendaraan Grand Tourer alias mobil jalan-jalan, California-T tetaplah sebuah Ferrari yang menyimpan sisi liar. Mesin 3,9 liter berkonfigurasi V-8 yang dilengkapi turbo mampu menyemburkan tenaga hingga 552 tenaga kuda dengan torsi sebesar 755 Newton meter pada putaran mesin 4.750 rotasi per menit. Dengan kekuatan sebesar itu, mobil bisa melesat dari posisi diam ke kecepatan 100 km/jam hanya dalam waktu 3,3 detik.
Sewaktu mengetes Ferrari California-T, Rabu, 27 April 2016, Tempo merasakan sendiri kegarangan mesin mobil ini. Di Jalan Tol Jagorawi yang kebetulan kosong, tanpa sadar pedal gas terinjak agak dalam. Wusshh... Melesatlah mobil berkelir merah ini hingga kecepatan 150 km/jam.
Tak ada getaran pada kemudi, suara mesin juga tetap normal, tak meraung kepayahan. Jarum pada spidometer baru mencapai setengah lingkaran. Kalau pedal gas diinjak penuh, mungkin kecepatan maksimal yang tertera hingga 315 km/jam bisa tercapai. Saya segera mengangkat kaki dari pedal gas.
Pembalap Indonesia yang berlaga di ajang Ferrari Challange Asia Pacific, Renaldi Hutasoit, mengatakan, pada dasarnya, mobil sport atau supercar tak harus selalu dibawa ngebut. “Ferrari juga bisa jalan normal, kok,” katanya saat ditemui sehari setelah pengetesan itu. Tapi memang, ujar dia, ada hal yang harus dijaga oleh pengemudi saat duduk di balik kemudi mobil dengan performa tinggi, yakni emosi dan mental.
Sering kali, kata Renaldi, pemilik mobil sport terpancing untuk memacu mobilnya secara kencang. “Padahal kalau skill mengemudinya masih rendah, mobil akan susah dikendalikan dan berujung pada hal yang tak diinginkan,” katanya. Renaldi mengatakan tenaga yang besar pada mobil semacam ini tak boleh dianggap enteng.
Nyali saya memang tak terlalu besar untuk mengendalikan mobil berkelir merah ini. Selain tenaganya yang fantastis, saya ciut dengan harganya yang selangit. Ferrari Indonesia tak mengumumkan harga jual mobil ini. Namun di sejumlah situs asal Amerika Serikat, seperti caranddriver.com dan edmunds.com, disebutkan harga California-T bisa mencapai Rp 2,6 miliar. Di Indonesia, harga itu belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah yang tarifnya bisa mencapai 125 persen plus Pajak Pertambahan Nilai sekitar 30 persen.
Beruntung selama tes kemarin saya tak mengalami insiden yang bisa merusak mobil ini. Sebab, seperti dikatakan Renaldi, harga spare part Ferrari juga tak murah. “Harga bumpernya saja tak mungkin kurang dari Rp 20 juta.”
PRAGA UTAMA