Pekerja merakit komponen mesin mobil Merceds-Benz M-Class seri ML 350 4Matic di pabrik perakitan Merceds-Benz Indonesia di Wanaherang, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/11). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Bogor - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mendorong pabrikan mobil Eropa, seperti Mercedes-Benz, mampu bersaing dengan produsen mobil asal Jepang yang selalu menjadi penguasa klasemen penjualan.
“Mercedes-Benz itu di negara asalnya mobil biasa, tak terlalu mewah. Seharusnya mereka bersaing dengan produsen dari negara lain,” kata Suryawirawan di pabrik Mercedes-Benz, Wanaherang, Kabupaten Bogor, Selasa, 24 Mei 2016.
Menurut Suryawirawan, masih minimnya kandungan komponen lokal dalam produk otomotif Eropa membuat harga mobilnya selangit. Kementerian Perindustrian, kata Suryawirawan, terus mendukung Mercedes-Benz merakit kendaraannya di Indonesia. Kini Mercedes sudah punya pabrik perakitan sendiri di Wanaherang.
“Dengan makin banyak produk Eropa diproduksi di sini, industri komponen mereka mau masuk dan berinvestasi di sini,” ujar Suryawirawan.
Suryawirawan percaya, dengan masuknya industri komponen mobil Eropa di Indonesia, harga-harga mobil Eropa bakal lebih murah. Saat ini, 70 persen dari seluruh model dan segmen produk Mercedes-Benz yang dijual di Indonesia merupakan rakitan pabrik Wanaherang.
Hari ini, Mercedes-Benz resmi menambah satu lini produk yang dirakit di Wanaherang, yakni SUV GLC. Mobil berkapasitas lima penumpang ini akan menjadi jagoan baru Mercy di pasar SUV.
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, George Witschel, yang hadir dalam peresmian acara ini menyatakan Mercedes-Benz harus terus menambah pangsa pasarnya di Indonesia. George memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 5 persen dan itu bisa menjadi peluang produsen mobil asal negaranya itu menambah pangsanya menjadi 60 persen.
“Harus bisa,” kata dia.
PRAGA UTAMA