Toyota Sienta di ajang IIMS 2016, Kemayoran. TEMPO/Wawan Priyanto
TEMPO.CO, Sendai - General Manager Miyagi Ohira Plant Mitsuo Okubo menyatakan terdapat sejumlah perbedaan signifikan antara Toyota Sienta untuk pasar Jepang dan untuk pasar Indonesia.
"Sienta untuk Indonesia, ground clearance-nya lebih tinggi buat mengantisipasi banjir," ujar Okubo di Miyagi Ohira Plant, Sendai, Jepang, Kamis, 1 September 2016. Miyagi Ohira Plant merupakan fasilitas utama produksi Toyota Motor East Company, selaku produsen Sienta.
Baca: Konsumen Indonesia Favoritkan Sienta Putih dan Oranye Test Drive Sienta: Menantang Dominasi Honda Freed Test Drive Sienta: Sentuhan Lokal di Interior
Sebelum melempar Sienta ke pasar Indonesia, kata Okubo, Toyota sudah menguji coba Sienta, yang mampu melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam pada banjir setinggi 30 sentimeter.
Selain itu, kata Okubo, Sienta Indonesia dilengkapi double blower untuk jok baris ketiga. "Dengan desain khusus itulah, kami yakin Sienta pasti diterima konsumen Indonesia," tuturnya.
Hari ini, Kamis, 1 September 2016, Tempo berkesempatan melihat proses pembuatan Sienta di Miyagi Ohira Plant. Saat ini, kata Okubo, Toyota kewalahan memenuhi permintaan konsumen Sienta di Jepang karena permintaannya sudah mencapai 10 ribu unit per bulan.
Padahal Miyagi Ohira Plant baru mampu memproduksi 130 ribu unit Sienta dan Corolla Axio per tahun. "Sienta pasarnya benar-benar kuat di Jepang," ujar Okubo.
Sejak diluncurkan pertama kali dalam Indonesia International Motor Show pada April lalu, konsumen Indonesia telah memesan 6.176 unit Sienta hingga 20 Agustus 2016.
Wakil Presiden Direktur Toyota Astra Motor (TAM) Henri Tanoto mengatakan TAM sudah mengirimkan pesanan konsumen sejak Juli lalu. "Sama seperti konsumen Jepang, konsumen Indonesia bilang desain Sienta bagus," ujar Henri, yang ikut dalam kunjungan ke Miyagi Ohira Plant.
Selain di Miyagi Ohira Plant, Sienta diproduksi di Karawang Plant III milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia—anak usaha TAM. Toyota Motor Manufacturing Indonesia menggelontorkan Rp 2,5 triliun untuk menyiapkan fasilitas produksi Sienta di Karawang.
KHAIRUL ANAM (SENDAI)