Uber Taxi. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan aplikasi penyedia jasa layanan transportasi, Uber, menambahkan fitur swafoto (selfie) untuk meningkatkan keamanan bagi penumpang. Fitur ini sudah diuji coba di Cina pada awal 2016 dan akan diterapkan di sejumlah kota besar di Amerika Serikat, seperti New York, Atlanta, Miami, dan Los Angeles.
Dalam keterangan resmi Uber, seperti dikutip dari Autoblog, dengan fitur ini, sopir Uber diharuskan memotret dirinya (ber-selfie) setiap beberapa jam dalam sehari. "Tujuannya untuk memastikan identitas sopir tersebut cocok dengan database Uber," ujar Kepala Keamanan Uber Joe Sullivan.
Fitur selfie Uber ini, kata Joe, akan membuat penumpang lebih aman. "Penumpang tidak akan masuk ke mobil yang salah dan identitas sopir akan lebih jelas," katanya. Sejauh ini, dia menjelaskan, sudah 99 persen sopir Uber di Amerika yang identitasnya terverifikasi dengan metode selfie tersebut.
Dalam menjalankan fitur ini, Uber menggunakan peranti lunak Microsoft Cognitive Services. Software tersebut bisa mencocokkan wajah sopir berdasarkan selfie dan database yang tersimpan pada server. Jika wajah sopir dalam selfie berbeda dengan foto pada database, akun sopir akan diblokir untuk beberapa waktu.
Sebelum penerapan fitur ini, Uber juga beberapa kali menambahkan perangkat keselamatan pada programnya. Awal tahun ini, Uber menggunakan teknologi GPS untuk mendeteksi perilaku mengemudi sopir. Jika sopir terdeteksi membahayakan, program akan mengirimkan peringatan sekaligus membuat laporan harian kinerja sang sopir.
PRAGA UTAMA | AUTOBLOG