Pembalap Honda Repsol yang dijuluki Baby Alien ini dianagkat oleh rekan timnya usai keluar sebagai juara MotoGP Jepang dan juga juara dunia MotoGP 2016 di sirkuit Twin Ring Motegi, Tokyo, Jepang, 16 Oktober 2016. Di ajang MotoGP 2016, Marquez telah meraih poin 273 yang tidak mungkin terkejar oleh Rossi yang baru mengoleksi 196 poin dan Lorenzo 182 poin. AP Photo
TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Tim Repsol Honda, Marc Marquez, mengatakan bahwa dirinya bisa menjadi juara dunia MotoGP tahun ini berkat pelajaran yang dipetiknya musim lalu. Musim ini, Marquez tampil lebih tenang meskipun menghadapi persaingan yang jauh lebih ketat ketimbang musim lalu.
Berbicara selepas memastikan gelar di seri MotoGP Jepang, Ahad, 16 Oktober 2016, Marquez mengatakan bahwa pengalamannya musim lalu membuat dia lebih bersabar menghadapi persaingan musim ini. Dia tak lagi menerapkan gaya balap seagresif musim lalu.
Apalagi, musim ini Honda sempat mengalami masalah karena perubahan pemasok ban dari Bridgestone ke Michelin dan perubahan peraturan perangkat elektronik standar untuk semua pabrikan. Dia mengaku jauh lebih bisa mengendalikan emosinya musim ini dan hal itu cukup membuat dia tampil baik di awal musim.
"Awal musim ini adalah saat yang paling sulit, bahkan mungkin ini adalah pra musim yang paling sulit sepanjang karier saya membalap. Selangkah demi selangkah, kami mampu memperbaiki dan saya sempat berkata kepada mekanik saya: Saya percaya kepada kamu dan saya akan mencoba mengubah mentalitas saya di paruh pertama musim ini. Namun di paruh kedua, saya butuh kamu membantu saya," cerita Marquez.
Kemampuannya mengontrol emosi itu membuat Marquez tak lagi banyak melakukan kesalahan sendiri musim lalu. Dia pun tak lagi memegang prinsip harus memenangkan setiap balapan, apa pun risikonya. Setelah memenangkan seri MotoGP Argentina dan Amerika serta memimpin klasemen, dia pun memprioritaskan untuk mengamankan poin di setiap balapan, bukan lagi menjuarai setiap balapan.
"Setelah dua kemenangan tersebut, mungkin itu adalah titik yang sangat penting ketika saya memimpin klasemen. Saya memiliki pendekatan berbeda saat balapan. Saya harus mengatur tempo, saya cukup senang berada di posisi kedua atau ketiga," lanjutnya.
Marquez yang sempat kehilangan posisi pertama klasemen dari rivalnya, Valentino Rossi, setelah seri MotoGP Prancis pun mengaku tetap tenang saat itu. Dia tetap pada prinsip untuk tampil konsisten mencetak angka di setiap balapan.
Pembalap asal Spanyol itu mengaku sempat panik setelah balapan di Seri MotoGP Austria. Namun, timnya membantu Marquez untuk tetap tenang karena meyakini dia akan kembali meraih gelar juara ketika balapan di Sirkuit Aragon, di mana motornya memiliki kelebihan ketimbang para kompetitornya.
"Saya sangat menantikan Aragon. Ketika waktu itu tiba, saya berkata kepada diri saya sendiri bahwa ini adalah akhir pekan di mana waktunya saya untuk menjadi juara lagi," ujarnya.
Musim lalu, Marquez sempat terlibat persaingan sengit dengan pembalap tim Yamaha Movistar, Valentino Rossi. Persaingan itu membuat Marquez sempat beberapa kali gagal finish karena terjatuh. Di akhir musim lalu, persaingan keduanya semakin memanas setelah Rossi menuding Marquez sengaja menghalang-halanginya untuk memberikan gelar juara kepada Jorge Lorenzo.
CRASH|FEBRIYAN