Presiden terpilih Donald Trump berseru kepada wartawan saat konferensi pers di lobi Trump Tower di New York, 11 Januari 2017. Ini adalah konpers pertama Trump sebagai presiden terpilih. AP/Evan Vucci
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa para produsen mobil Amerika Serikat harus memulai perakitan kendaraan bermotor di negara itu. Permintaan itu harus dipatuhi jika mereka ingin tetap berbisnis di AS.
Lihat: Toyota Mau Bikin Pabrik di Meksiko, Trump: No Way!
“Perusahaan-perusahaan mobil dan lainnya, jika mereka ingin melakukan bisnis di negara kami, harus mulai membuat semuanya lagi di sini, WIN!” tulis Trump dalam tweet-nya seperti dikutip oleh Reuters. Trump akan dilantik sebagai Presiden AS pada Kamis nanti, 19 Januari 2017.
Simak: Inagurasi Pelantikan Donald Trump Habiskan Rp 1,2 Triliun
Beberapa produsen mobil memutuskan untuk meningkatkan investasinya di AS setelah terpilihnya Trump sebagai Presiden. Ford, pabrikan otomotif asal AS, beberapa waktu lalu mengatakan akan membatalkan investasinya di Meksiko setelah mendapat teguran tajam dari Sang Presiden.
Lihat: Trump Ancam Toyota, Begini Reaksi Jepang
Sebelumnya, Donald Trump mengancam mengenakan pajak impor tinggi terhadap Toyota jika perusahaan mobil asal Jepang itu menjalankan rencana membangun pabrik di Meksiko lalu mengekspor mobil ke Amerika Serikat. "Toyota Motor bilang akan membangun pabrik baru di Baja, Meksiko, guna memproduksi mobil Corolla untuk Amerika Serikat. NO WAY! Bangun pabrik di Amerika atau bayar pajak perbatasan besar," cuit Trump via akun Twitter-nyai seperti dikutip dari Antara pada 6 Januari 2017.
Ancaman itu merupakan serangan terbaru kepada produsen otomotif raksasa yang memilih berinvestasi di luar Amerika. Pada November tahun lalu, Toyota melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabriknya di Guanajuato, Meksiko Tengah. Proyek ini dilaporkan membutuhkan investasi sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,3 triliun.
Toyota bukan korban pertama. Awal Januari 2017, Ford resmi membatalkan proyek pembangunan pabrik senilai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 21,3 triliun di Meksiko. Keputusan ini diambil setelah menerima ancaman Trump, menurut kantor berita AFP.
ANTARA