Media test ride suzuki gsx r 150 di sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, 26 Januari 2017. TEMPO/Febriyan
TEMPO.CO, Jakarta - Dengan bahasa Indonesia berlogat Jepang, Seiji Itayama, menggebu-gebu menjelaskan kehebatan produk baru Suzuki, GSX R 150. Managing Director Produk Roda 2 PT Suzuki Indomobil Sales itu mengaku telah berkali-kali mencoba sendiri menunggangi motor sport 150 cc itu.
"Motor ini didisain untuk mereka yang tahu soal performa," ujarnya dalam acara media test ride Suzuki GSX R 150 di Sirkuit Internasional Sentul, Kamis 26 Januari 2017.
Diiringi deru 15 mesin GSX R 150 yang sedang mengaspal di lintasan Sentul, Itayama pun sangat yakin produk barunya itu mampu bersaing dengan Yamaha R 15 dan CBR 150. "Nanti anda rasakan sendirilah bagaimana performa motor ini," ujarnya kepada Tempo yang memang masih menunggu giliran mencicipi GSX R 150.
Ucapan Itayama tampak terbukti begitu saya menunggangi satu dari 15 motor yang disediakan Suzuki dalam kesempatan itu. Saya kebagian motor berwarna hitam. Motor ini, menurut Suzuki, belum mengalami perombakan mesin alias masih standar pabrikan. Hanya saja mereka mengganti ban standar dengan dengan ban slick khusus balap.
Sensasi motor sport berperforma tinggi langsung terasa ketika saya mendaratkan pantat di jok. Bentuk tangki yang mengecil di bagian belakang membuat paha saya bisa menjepit tubuh motor dengan sangat erat, mirip gaya para pembalap Moto GP ketika berada di atas motor mereka. Jok berukuran cukup panjang membuat saya bisa mencari posisi duduk yang paling nyaman.
Baca: Fenomena Inggris: Produksi Mobil Melonjak, Investasi Anjlok
Pijakan kaki yang berada di belakang blok mesin juga membuat sensasi motor balap menjadi lebih kental. Apalagi posisi stang juga dibuat sejajar dengan tangki dan membengkok ke bawah membuat tubuh saya harus merebah ketika menarik tuas kompling dan membetot gas.
Begitu mesin dihidupkan, deru cukup padat membuat motor ini semakin membuat saya tak sabar untuk membetotnya di lintasan Sentul. Apalagi tarikan gasnya sangat ringan.
Keluar dari garasi, saya tak langsung menggeber maksimal motor ini seperti para peserta test ride lainnya. Saya memilih untuk merasakan kemampuan bermanuver terlebih dahulu sekaligus memanaskan ban ketimbang langsung menyiksa mesin di putaran pertama.
Dengan posisi mengemudi yang kental aroma balap, motor ini sangat nikmat diajak bermanuver. Bodi yang terbilang cukup kecil untuk motor sekelasnya membuat GSX R 150 sangat ringan ketika diajak merebah untuk melahap tikungan.
Keuntungan bodi yang cukup kecil itu sangat terasa ketika saya tiba di tikungan S. Tak perlu mengeluarkan tenaga besar untuk memindahkan posisi motor dari merebah ke kanan lalu ke kiri kemudian lurus kembali.
Baca: Chevrolet Siap SUV Terbaru, Mungkinkah Trailblazer?
Selepas putaran pertama, saya mencoba untuk menggeber lebih kencang mesin 150 cc itu. Sensasi seperti mengendarai produk andalan Suzuki, Satria FU 150, sangat terasa. Maklum basis mesin GSX R 150 diambil dari motor ayam jago itu.
Di putaran bawah tenaga motor ini tak meledak-ledak karena penggunaan mesin DOHC (Dual Over Head Camshaft). Hingga 5000 rpm, tenaga mesin tersalurkan dengan halus.
Di putaran menengah, mesin tampak bereaksi lebih responsif. Angka kecepatan di spedometer bergerak lebih cepat hingga menyentuh 10000 rpm. Perpindahan perseneling juga terasa halus dan tak membuat motor menjadi sulit dikendalikan.
Saya sempat menyentuh kecepatan 120 km per jam di gigi 4 dari 6 percepatan di garis lurus. Berpindah ke gigi 5 kecepatan motor kembali menanjak hingga puncaknya saya meraih top speed 135 km per jam di gigi 6. Sayang saya tak bisa menggeber motor lebih cepat karena tikungan sudah berada di depan mata sehingga saya harus menekan tuas rem.
Selama 5 putaran, saya merasakan nafas yang cukup panjang dari GSX R 150. Mesin dapat disiksa hingga 12 ribu rpm. Itu pun rasanya masih dapat digeber lebih tinggi lagi karena tak terdengar suara mesin seperti berada di batas kemampuannya. Tak heran jika peserta test ride lainnya ada yang bisa mencapai kecepatan maksimal 147 kilometer per jam.
Secara keseluruhan, persforma GSX R 150 di lintasan sirkuit memang sangat baik. Hanya saja posisi mengendara yang sangat sporty membuat tubuh saya sedikit tegang ketika selesai melahap 5 putaran. Tekanan di tangan dan punggung sangat terasa meskipun saya tak membawa beban apa pun saat itu.
Dari sisi desain, Suzuki tampak ingin menghadirkan alternatif lain dibanding kompetitornya. Jika Yamaha R 15 dan Honda CBR 150 telah mengusung lampu ganda berbentuk seperti mata di bagian depan, Suzuki GSX R 150 lebih memilih konfigurasi satu lampu.
Begitu juga di bagian belakang, Suzuki masih menggunakan lampu belakang cukup besar ketimbang dua kompetitornya yang menggunakan lampu belakang tipis berkesan seperti garis. Apalagi di bagian belakang ini Suzuki masih menggunakan bohlam biasa, tak seperti R15 dan CBR 150 yang sudah menggunakan lampu LED.
Baca: Kia Siapkan Strategi Hadapi Kebijakan Proteksionis Trump
Dari sisi lekuk tubuh pun demikian. GSX R 150 menawarkan lekuk tubuh yang tak terlalu kental dengan sudut-sudut tajam. Bentuk membulat masih terasa kental dalam produk yang akan diluncurkan secara resmi 18 Februari mendatang.
Soal desain ini tak membuat Suzuki pesimis produk mereka tak mendapatkan tempat di hati masyarakat. Pengguna motor sport di Indonesia biasanya tak cukup puas dengan tampilan standar.
"Pasti nanti akan ada yang diubah, itu urusan selera saja," tutur Senior Director Sales and Marketing PT SIS, Yohan Yahya.
FEBRIYAN