REUTERS/Toru Hanai/Files
TEMPO.CO, Jakarta - Merosotnya posisi perusahaan otomotif raksasa asal Jepang, Toyota Motors Corp., sebagai perusahaan dengan penjualan tertinggi di dunia serta pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait adanya ketidakadilan dalam ketidakseimbangan perdagangan kendaraan membuat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe angkat bicara.
Menurut Abe, ada banyak alasan melemahnya penjualan kendaraan AS di pasar Jepang. Tentu saja, pernyataan Abe itu mengisyaratkan bahwa sektor otomotif akan menjadi isu perdebatan dalam berbagai kerja sama perdagangan antar kedua negara. Untuk itu, kedua pemimpin negara sepakat untuk bertemu pada 10 Februari mendatang guna membahas berbagai isu keamanan dan perdagangan.
Baca:Penyebab Toyota Tak Lagi sebagai Mobil Terlaris di DuniaMitsubishi Habiskan Rp 20 Miliar Bangun Bengkel Perbaikan
Dalam sidang parlemen, Abe dan Menteri Perdagangan Jepang Hiroshige Seko menegaskan bahwa tidak ada upaya untuk mencegah masuknya mobil asal AS dan menggarisbawahi bahwa tidak ada hambatan tarif bagi kendaraan asal AS. "Ini tidak hanya Presiden Trump, tetapi juga seluruh petinggi di pemerintahan AS sering memunculkan isu tersebut," kata Abe.
"Saya akan beritahu mereka, jika anda pergi keluar, anda akan menyadari bahwa ada banyak kendaraan asal Eropa di jalan, tapi tidak ada satupun mobil buatan AS dan ada banyak alasan untuk itu. Tidak ada diler, tidak berpartisipasi dalam pameran Tokyo Motor Show dan tidak ada iklan di TV ataupun koran lokal," ujarnya.
Di tahun 2015, nilai ekspor Jepang tercatat 1,6 juta unit ke AS sementara penjualan mobil buatan AS di Jepang hanya mencapai 19 ribu unit. Seko melihat situasi tersebut sebagai hasil dari sebuah kompetisi.
Simak:Pengemar Skutik Ngumpul di Cibubur, Ini KegiatannyaKlaim Suzuki, Konsumen Tak Sabar Menunggu Ignis
Isu itu juga pernah dilontarkan pada tahun 2013 oleh CEO Ford Motor Co Alan Mulally yang menyatakan bahwa Jepang sebagai pasar paling tertutup di dunia. Ford berencana menutup seluruh operasinya di Jepang karena tidak mampu mendongkrak penjualan maupun meningkatkan laba.
Secara global, penjualan Toyota termasuk unit usahanya Hino Motors Ltd dan Daihatsu Motor Co. tercatat hanya merangkak naik 0,2 persen menjadi 10,2 juta unit di periode 2016 di bawah angka 10,3 juta unit milik Volkswagen AG.
Sementara itu, perusahaan asal Jerman Volkswagen AG membukukan kenaikan 3,8 persen untuk penjualan kendaraan jenis truk dan bus.
Toyota Motor Corp., harus rela melepaskan predikat 'World's Best Selling Automaker' dan menyerahkannya kepada kompetitornya, Volkswagen AG.